Dengan kemenangan ini, Hebi mempertahankan gelar juara kelas ringan versi WBC Asian Boxing Council Continental sekaligus merebut sabuk juara kelas ringan IBA Intercontinental yang lowong.
Baca juga: Hebi Marapu yakin bisa taklukkan petinju tuan rumah di Thailand
“Pertama-tama, saya berterima kasih kepada Tuhan atas kemenangan ini. Saya juga berterima kasih kepada manajemen XBC Sportech yang menaruh kepercayaan pada diri saya sehingga saat ini bisa memiliki dua sabuk juara," kata Hebi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
"Dua gelar ini membuat saya yakin bahwa saya bisa melangkah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Saya belum merasa puas dengan pencapaian saat ini dan masih mengincar gelar yang lebih besar,” ujar petinju asal Sumba Barat itu menambahkan.
Kombinasi penerapan sports science dan latihan yang diberikan pelatih asal Kanada David John Treharne membuat penampilan Hebi berbeda.
Sejak awal, petinju berusia 34 tahun ini bertarung dengan disiplin melontarkan jab kiri untuk membongkar pertahanan lawan. Phissanu sendiri tampil cukup baik dengan gerakan tubuh dan kaki yang lincah untuk menghindari pukulan Hebi.
Setelah cukup menjajaki gaya lawan, Hebi mulai banyak melontarkan kombinasi pukulan di ronde kedua. Jelang pertengahan ronde kedua, sebuah hook kanan Hebi membuat Phissanu tersungkur.
Memasuki 50 detik terakhir, Phissanu terjatuh untuk kedua kali akibat pukulan kanan Hebi dan kembali mendapat hitungan dari wasit.
Baca juga: Polda Metro Jaya gelar "Street Boxing" untuk kurangi kenakalan remaja
Kemenangan ini membuat rekor bertarung Hebi menjadi 18 kali menang (13 KO), sekali kalah, dan sekali imbang. Sementara itu, Phissanu memiliki rekor 47 kali menang (16 KO), 10 kali kalah (8 KO), dan dua kali imbang.
Pada pertarungan di partai tambahan, petinju Indonesia lainnya, Jon Jon Jet, juga merebut kemenangan TKO di ronde ketiga dari delapan ronde yang direncanakan atas petinju muda Thailand, Songchai Songklod. Dengan kemenangan ini, Jon memiliki rekor 13 kali menang (10 KO), dan sekali kalah.
Dengan jangkauan tangan yang panjang, Jon tampil taktis dan impresif. Sejak ronde pertama, Jon terus melancarkan jab untuk membongkar pertahanan Songchai. Tak hanya mengandalkan jab, Jon juga memperlihatkan gerakan kaki dan tubuh yang lincah.
Jon terlihat makin nyaman di ronde kedua. Pukulan jab-nya mampu menembus double cover Songchai.
Memasuki ronde ketiga, Jon mulai melancarkan pukulan ke arah tubuh yang berhasil membuat Songchai berlutut dan mendapat hitungan pertamanya. Mengawali dengan hook kanan ke arah tubuh, kombinasi pukulan Jon akhirnya menghentikan perlawanan Songchai saat ronde ketiga tersisa 1 menit 10 detik.
CEO XBC Sportech Urgyen Rinchen Sim merasa puas dengan gelaran Fist of Glory dan penampilan para petinju di bawah manajemen XBC Sportech, yaitu Hebi, Jon, dan Hamzah Farouk, yang semuanya merebut kemenangan.
Baca juga: KONI Pusat tantang Papua Barat lahirkan petinju andal
Hasil lengkap Fist of Glory:
Partai Utama
Perebutan Gelar Juara Kelas Ringan WBC Asian Boxing Council dan IBA Intercontinental
Hebi Marapu (menang TKO ronde 2) vs Phissanu Chimsunthom
Partai Tambahan
Jon Jon Jet (menang TKO ronde 3) vs Songchai Songklod
Hamzah Farouk (menang TKO ronde 4) vs Suriyon Jammon
Walid Halima Saleem (menang angka) vs Kiattisak Thawisap
Giuliano Fantone (menang angka) vs Wiraphon Ketunarong
Oussama Ahmiti (menang KO ronde dua) vs Vachayan Khamon
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023