Kupang (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Timur (Timtim), meningkatkan kewaspadaan, menyusul insiden baku tembak antara tentara pemerintah dan pemberontak di Dili, Selasa. Danrem 161/Wirasakti, Kol Inf AP. J Noach, dalam percakapan dengan ANTARA News melalui telepon genggam di Kupang, Selasa mengatakan, telah menerima laporan dari Dili bahwa pada Selasa terjadi baku tembak di Becora, bagian timur ibukota negara itu. Danrem belum menerima laporan rinci mengenai insiden baku tembak antara aparat keamanan dengan para pemberontak itu, tetapi pasukan TNI yang berada di wilayah perbatasan juga sudah menerima laporan dan meningkatkan kewaspadaan. "Saya baru saja menerima laporan tentang kerusuhan di Dili, tetapi tidak menerima laporan rinci. Petugas keamanan di perbatasan selalu waspada," katanya. Dalam insiden itu, dua prajurit Angkatan Perang Timtim (FDTL) dilaporkan cedera dan sebanyak 100 prajurit telah dikerahkan untuk memadamkan kerusuhan di Becora, bagian timur ibukota negeri itu. Kerusuhan terbesar pertama meletus bulan lalu, ketika pawai umum untuk mendukung lebih dari 500 mantan tentara yang dipecat dan berubah menjadi kerusuhan. Bentrokan tersebut menewaskan lima orang dan membuat sedikitnya 21.000 orang meninggalkan ibukota negeri menuju distrik-distrik untuk menghindari kerusuhan. Salah seorang warga Dili, Carlos de Santos yang dikontak ANTARA News mengatakan, dalam sepekan terakhir ini, ribuan warga telah kembali ke Dili, walaupun belum semuanya. Menurut dia, pada Senin (22/5) sempat terjadi tawuran antara pemuda Becora dan berlanjut menjadi kerusuhan pada Selasa. Namun, dia belum mengetahui, apakah dalam baku tembak itu ada yang meninggal atau tidak. Danrem menambahkan, tidak ada perintah untuk meningkatkan status siaga di perbatasan. "Biasa-biasa saja, tetapi yang namanya daerah perbatasan, kita selalu waspada," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006