Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan klaim dan manfaat yang telah dibayarkan industri asuransi jiwa (IAJ) sepanjang tahun 2022 sebesar Rp174,28 triliun kepada 12,67 juta orang atau menurun 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).

“12,67 juta orang telah merasakan manfaat dari produk asuransi jiwa yang dimiliki. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa industri asuransi merupakan industri yang kuat dan mampu menunaikan kewajibannya dalam pembayaran klaim sesuai dengan kontrak yang disepakati,” kata Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko Good Corporate Governance (GCG) AAJI Fauzi Arfan dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta, yang ditulis pada Rabu.

Untuk pembayaran klaim terkait COVID-19 sejak Maret 2020-Desember 2022, IAJ juga sudah membayar sebesar Rp10,2 triliun. Seperti diketahui, lanjut dia, kondisi Indonesia pada tahun 2022 lebih baik dibandingkan tahun 2021dalam konteks adanya risiko COVID-19.

Mengenai total pembayaran klaim dan manfaat setiap polis yang berakhir masa kontraknya hingga akhir tahun 2022, tercatat mencapai Rp21,13 triliun dari Rp14,19 triliun pada tahun 2021 dengan kontribusi sebesar 12,1 persen terhadap total keseluruhan pembayaran klaim dan manfaat.

Sementara itu, klaim partial withdrawal mengalami penurunan sebesar 11,7 persen (yoy) menjadi Rp17,37 triliun dari Rp19,68 triliun. “Nilai ini berkontribusi sekitar 10 persen terhadap total pembayaran klaim dan manfaat di tahun 2022,” ucap Fauzi.

Begitu pula dengan klaim nilai tebus (surrender) yang angkanya relatif sama dibandingkan tahun 2021, yakni sebesar Rp101,28 triliun dengan kontribusi 58,1 persen dari total klaim dan manfaat yang dibayarkan IAJ.

“Penurunan pada klaim partial withdrawal dan tidak adanya peningkatan dari surrender sebenarnya itu indikasi bahwa ada hal positif yg dicapai IAJ, artinya ini menjadi acuan untuk semakin memberikan edukasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan meng-keep polisnya hingga akhir kontrak. Tentunya, selalu akan ada partial, surrender, karena tujuannya adalah menunjukkan polis asuransi itu juga adalah polis yang sangat cukup liquid dan anytime customer bisa mencairkan uang,” ujar dia.

Secara total klaim meninggal dunia, Fauzi menyatakan ada penurunan cukup signifikan sebesar 43,8 persen (yoy) menjadi Rp11,88 triliun (dari Rp21,14 triliun) mengingat terdapat penurunan klaim COVID-19. Kontribusi yang diberikan sebesar 6,8 persen terhadap total pembayaran klaim dan manfaat.

Dengan kata lain, tingkat pandemi COVID-19 di tahun 2021 berdampak terhadap tingkat kematian pada tahun yang sama, sehingga banyak klaim kematian karena wabah tersebut. Fakta ini mengindikasikan bahwa tingkat kematian di Indonesia kembali ke kondisi normal.

Terkait klaim lain-lain, ucap dia, ada kenaikan sebesar 17,9 persen (yoy) atau Rp6,2 triliun dari Rp5,26 triliun.

Adapun klaim kesehatan pada tahun 2022 mengalami kenaikan yang cukup signifikan menimbang pada tahun 2021, saat di mana masih terjadi penyebaran COVID-19, masyarakat cenderung tak berobat ke rumah sakit disebabkan khawatir tertular penyakit itu.

Peningkatan total klaim kesehatan tahun 2022 mencapai 25,9 persen (yoy) dari total klaim yang dibayarkan sebesar Rp16,41 triliun dari 13,04 triliun.

Secara rinci, total klaim kesehatan perorangan menjadi salah satu komponen dengan peningkatan paling tinggi, yaitu sebesar 46,1 persen (yoy) atau Rp10,41 triliun dari Rp7,12 triliun. Sementara total klaim kesehatan kumpulan meningkat 1,5 persen (yoy) menjadi Rp6 triliun dari Rp5,91 triliun.

Peningkatan tren kesehatan ini disebut menjadi bukti bahwa isu inflasi dunia menjadi salah satu pemicu, sehingga biaya kesehatan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021.

“Namun, yang paling utama adalah keengganan masyarakat untuk datang ke rumah sakit di tahun 2021 yang memacu klaim kesehatan (pada tahun 2022). Tahun 2022, ketika kondisi COVID-19 tidak ada, klaim meninggal mengalami perbaikan yang artinya Alhamdulillah tidak banyak yang meninggal, tetapi dari sisi klaim kesehatan mengalami peningkatan yang sangat cukup signifikan,” ungkap dia.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023