Bintan, Kepulauan Riau (ANTARA) - Kapal Bahtera Nusantara (BN) 01 mengangkut 3 ton sembako dan 200 orang petugas penanganan tanah longsor dari Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tadi malam, dan diperkirakan tiba di Pulau Serasan, Rabu pukul 23.00 WIB.

Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi, yang dihubungi dari Bintan, mengatakan, bantuan sembako tersebut berasal dari Pemprov Kepri, Kementerian Sosial dan Polda Kepulauan Riau.

Petugas gabungan penanganan korban bencana di Serasan yang berlayar menggunakan Kapal BN 01 terdiri dari anggota Polda Kepri 105 orang, anggota TNI 30 orang, petugas Kemensos 15 orang, petugas Kementerian Perhubungan lima orang, anggota pramuka lima orang, petugas dari Pemprov Kepri dan wartawan.

"Alhamdulillah, pelayaran berjalan lancar. Kondisi cuaca cukup baik. Kami lihat bulan yang terang," ujarnya.

Junaidi mengemukakan bantuan untuk korban tanah longsor hanya dapat diangkut dengan menggunakan kapal dengan kapasitas besar seperti Kapal BN 01. Sembako seberat 3 ton tidak mungkin dapat diangkut dengan menggunakan helikopter atau pesawat.

"Perjalanan laut ke Serasan memakan waktu sekitar 26 jam," ucapnya.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Tanjungpinang Hayu Nur Mahron mengatakan kondisi cuaca hari ini relatif lebih baik dari sebelumnya. Tinggi gelombang laut di Perairan Serasan mencapai 3,5 meter. Sehari yang lalu gelombang laut mencapai 4 meter.  

Hujan deras, petir, dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Serasan, terutama saat muncul awan kumulonimbus. Karena itu, ia minta masyarakat waspadai terjadi tanah longsor.

"Kondisi cuaca akan semakin buruk bila muncul awan kumulonimbus. Kami minta warga pesisir dan pengguna alat transportasi laut mewaspadainya," katanya.

Baca juga: ASDP alihkan pelayaran BN 01, bawa logistik bagi korban longsor Natuna

Baca juga: Kapal BN 01 angkut petugas bantu korban tanah longsor di Pulau Seraran

Baca juga: 12 orang korban tanah longsor di Natuna terindentifikasi

Baca juga: BMKG: Cuaca buruk di Serasan Natuna disebabkan fenomena Borneo Vortex


 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023