Jakarta (ANTARA) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) optimistis bisnis telekomunikasi 2023 akan makin baik dibanding 2022 ditopang dengan sejumlah peluang yang bisa mengakselerasi pertumbuhan bisnis di tahun ini.

Untuk itu, perusahaan akan berfokus pada tiga pilar pertumbuhan yaitu layanan konvergensi, perluasan jaringan, serta penguatan pengalaman pelanggan (customer experience).

Untuk target, tahun ini, pihaknya akan berupaya meraih pertumbuhan pendapatan mid to high single digit, EBITDA margin sekitar 49 persen, serta capex sekitar Rp8 triliun.

"Merujuk pada pencapaian kinerja yang sangat baik di 2022, perusahaan akan terus memanfaatkan sejumlah peluang positif yang sedang berkembang di Indonesia, untuk mendorong dan meningkatkan performa perusahaan pada tahun ini," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini kepada media di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, makin landainya pandemi COVID-19, sejumlah regulasi pemerintah yang mendukung industri telekomunikasi seperti tidak terjadi lagi "perang harga" antarperusahaan telekomunikasi, serta sudah memasuki tahun politik membuat peluang positif perusahaan di tahun ini tetap terbuka.

Khusus di tahun politik, Dian menngatakan, biasanya kesibukan trafik akan terjadi karena akan makin banyak pengguna jasa menggunakan data dan akan banyak aktivitas dengan pengumpulan massa yang konsentrasi daerah tertentu. "Kita tentu tidak berafiliasi dengan warna tertentu," katanya.

Dian Siswarini menyebutkan sejumlah peluang positif di industri telekomunikasi tahun 2023 ini, yang bisa perusahaan lakukan antara lain permintaan pada layanan fixed data, di mana penetrasi untuk layanan ini masih cukup rendah. Dengan begitu, masih tersedia potensi besar bagi operator telekomunikasi untuk meraih pertumbuhan tinggi baik di layanan pelanggan maupun segmen korporasi.

Kedua, permintaan untuk layanan digital akan tetap kuat. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat merasa mendapatkan banyak kemudahan dengan gaya hidup hibrida, baik untuk bekerja, belajar, rekreasi, hingga belanja.

Agar mampu memanfaatkan peluang-peluang tersebut sekaligus mewujudkan pertumbuhan bisnis, secara operasional, perusahaan memfokuskan diri pada tiga hal, yaitu digitalisasi, cost leadership, dan neraca keuangan (balance sheet) yang sehat.

Dia mengatakan untuk menghadapi biaya-biaya yang meningkat di tahun depan, XL Axiata menerapkan menerapkan pengawasan biaya yang ketat dan terukur untuk menekan biaya operasional. Selain itu, perusahaan juga terus mencari area-area untuk melakukan cost savings, seperti antara lain meningkatkan adopsi digital, serta penghematan energi.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, mengatakan terkait perluasan dan penguatan infrastruktur jaringan, XL Axiata memandang jaringan yang berkulitas tinggi akan bisa mendukung penyediaan berbagai jenis layanan dengan kualitas yang juga tinggi sesuai ekspektasi pelanggan. Ekspansi jaringan 4G terus XL Axiata lanjutkan ke berbagai daerah, termasuk di luar Jawa, dengan mempertahankan besaran nilai investasi.

Hingga akhir 2022, jumlah BTS (2G & 4G) XL Axiata mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit. Tingkat fiberisasi BTS telah mencapai 54 persen.

Baca juga: XL Axiata membukukan laba bersih Rp1,1 triliun tahun 2022
Baca juga: Jaringan 4G XL Axiata sukseskan WSBK Mandalika 2023
Baca juga: XL Axiata targetkan jangkau 80 persen populasi Kalimantan di 2023

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023