Athena (ANTARA) - Pemerintah Yunani pada Rabu (8/3) mengumumkan serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan sistem perkeretaapian, setelah terjadinya tabrakan kereta pada pekan lalu di Yunani tengah yang mengakibatkan 57 korban jiwa.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan peningkatan anggaran negara untuk mengatasi kekurangan karyawan dan kekurangan peralatan perkeretaapian. Dia mengatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan prosedur untuk mengisi celah di jaringan persinyalan dan meng-upgrade sistem keselamatan.
 
   Pada Rabu yang sama, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan di Athena dan kota-kota lain di seluruh Yunani ketika serikat buruh menyerukan aksi mogok kerja nasional selama 24 jam terkait tragedi tersebut.   Menurut perkiraan polisi, sekitar 30.000 orang turun ke jalanan di Athena tengah, menyerukan "keadilan" serta "transportasi umum yang aman dan modern."


"Penderitaan harus diikuti oleh katarsis," sebut Giorgos Gerapetritis, menteri negara yang bertanggung jawab atas infrastruktur dan transportasi, saat taklimat pers. Dia juga meminta maaf atas tragedi kereta terkelam di Yunani itu, menjanjikan langkah-langkah cepat untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang diperlukan guna meng-upgrade sistem dan mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang.

Pada Rabu yang sama, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan di Athena dan kota-kota lain di seluruh Yunani ketika serikat buruh menyerukan aksi mogok kerja nasional selama 24 jam terkait tragedi tersebut. 

Menurut perkiraan polisi, sekitar 30.000 orang turun ke jalanan di Athena tengah, menyerukan "keadilan" serta "transportasi umum yang aman dan modern."

Protes serupa juga digelar di sejumlah kota lainnya, termasuk Thessaloniki di Yunani bagian utara.

Aksi-aksi unjuk rasa tersebut diselenggarakan di antaranya oleh organisasi payung pegawai sipil ADEDY, serikat pekerja transportasi umum, serta asosiasi pelajar dan guru. Banyak dari korban kecelakaan kereta pekan lalu adalah mahasiswa yang sedang kembali menuju kampus mereka usai liburan singkat, demikian Xinhua.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023