Palembang (ANTARA) - Pencurian aset telekomunikasi berupa menara, baterai lithium, hingga BTS (Base Transceiver Station) yang masih sering terjadi, khususnya di Sumatera, dapat merugikan masyarakat karena mengakibatkan daerah sekitar menjadi blank spot.

"Kejadian ini tentunya sangat merugikan masyarakat sekitar karena menjadi tidak bisa berkomunikasi, selain tentunya perusahaan dari sisi bisnis merugikan," kata Direktur & Chief Teknologi Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa kepada pers di Palembang, Senin.

Hal tersebut disampaikan usai dirinya bersama media meninjau kesiapan BTS di Kayuagung, Sumatera Selatan, yang menjadi salah satu BTS milik perusahaan yang ada di provinsi itu.

Ia menjelaskan sekalipun sekitar menara sudah dipasang pagar kawat dan pintunya sudah dikunci dengan gembok, tetapi pencurian masih saja terjadi berkali-kali, apalagi jika lokasi menara di daerah yang jauh dari keramaian atau rumah penduduk.

"Daerah pencurian yang sering terjadi di Sumatera paling banyak di Deliserdang dan Kepulauan Riau. Ini menjadi perhatian perusahaan serius dan salah satu cara untuk menghindari pencurian dengan secara rutin mengganti gembok secara berkala," kata Gede.

Baca juga: XL Axiata optimistis bisnis telekomunikasi 2023 makin baik

Menurut dia, peralatan telekomunikasi yang dicuri itu jika dijual memang cukup mahal harganya, sehingga tidak mengherankan jika masih saja terjadi kasus pencurian.

Oleh karena itu, ia mengingatkan jika ada pencurian infrastruktur telekomunikasi, maka tidak saja perusahaan yang rugi, tetapi masyarakat juga tidak bisa berkomunikasi.

Dalam kesempatan ini, Gede juga menyampaikan kendala lain dari pembangunan menara adalah masih adanya penolakan sebagian warga terhadap pembangunan menara, padahal di daerah tersebut merupakan daerah blank spot, sehingga mau tidak mau harus didirikan menara dan BTS.

"Masih saja terjadi ada pihak-pihak yang memprovokasi warga agar menolak didirikan menara dan ini tentunya juga merugikan masyarakat juga," katanya.

Selain itu, kendala lain adalah kerusakan atau terputusnya jaringan komunikasi lain jika ada galian PAM, listrik, atau pelebaran jalan yang secara tidak sengaja saat menggali tanah memutus kabel atau fiber komunikasi.

Untuk itu, ia meminta kepada kontraktor yang ingin menggali tanah agar melakukan koordinasi dengan operator telekomunikasi agar untuk sementara jaringan bisa digeser atau dipindah ke tempat lain.

Baca juga: Trafik XL Axiata diprediksi naik 30 persen di Lebaran 2023

Baca juga: XL Axiata pastikan mayoritas jalur mudik terlayani 4G LTE

Baca juga: XL Axiata siap bangun jaringan telekomunikasi di IKN

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023