Tidak ada korban, namun kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 miliar
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, nilai kerugian dua rumah longsor di Tanjung Barat, Jakarta Selatan ditaksir hingga Rp1,5 miliar.

"Tidak ada korban, namun kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 miliar," Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, dua rumah yang dihuni dua kepala keluarga (KK) atau dua jiwa itu rusak berat akibat terkikisnya saluran air panel hubung bagi (PHB) Utama Poltangan. 
 
Isnawa merinci awal kejadian pada Senin siang pukul 12.30 WIB di Jalan Nangka Ujung No. 27 RT005/RW005, Tanjung Barat, Jagakarsa.

Proses penanganannya, lanjut dia, dikerahkan satu unit tim reaksi cepat (TRC), satu unit Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Tanjung Barat dan sejumlah personel Satpol PP.

Baca juga: Potensi tanah longsor di DKI berkurang jadi 10 titik per Maret 2023
 
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah terjadinya gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan.

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah, yaitu:

1. Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
 
2. Jakarta Timur, meliputi wilayah Kramatjati, dan Pasar Rebo.
 
Pada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Baca juga: BPBD DKI diminta koordinasi dengan BMKG-BNPB untuk antisipasi longsor

Sedangkan, pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
 
Oleh karena itu, dihimbau kepada jajaran pemerintah dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023