Sektor pariwisata dulu saat pandemi terdampak duluan. Tapi sekarang daerah pariwisata sudah mulai bergerak, dan akan menghidupi 17 sektor ekonomi di bawahnya.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyebut semua sektor ekonomi telah tumbuh pada 2023 setelah terdampak pandemi COVID-19, salah satunya sektor pariwisata serta makanan dan minuman.

“Sektor pariwisata dulu saat pandemi terdampak duluan. Tapi sekarang daerah pariwisata sudah mulai bergerak, dan akan menghidupi 17 sektor ekonomi di bawahnya,” kata Aviliani dalam Fortune Indonesia Summit di Jakarta, Rabu.

Sektor ritel juga mulai tumbuh seperti sebelum pandemi yang menunjukkan konsumsi masyarakat sudah kembali mendekati normal.

“Sektor pertambangan tahun lalu cukup tinggi karena harga komoditas cukup tinggi. Kemungkinan di kuartal II atau akhir semester I 2023 harga sudah mulai normal, mudah-mudahan ini bagus untuk kita karena harga BBM tidak akan naik lagi,” ucapnya.

Baca juga: Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia triwulan I tumbuh 5 persen Dengan ancaman terhadap krisis pangan secara global, menurutnya Indonesia juga bisa mendorong pengembangan sektor pangan agar bisa mengekspor kepada negara-negara yang membutuhkan.

Menurutnya, sektor kesehatan juga akan melanjutkan ekspansi setelah bertahan di tengah pandemi COVID-19, ditopang oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memperhatikan kesehatan.

Hanya saja, sektor properti diperkirakan akan pulih lebih lambat, terutama karena penjualan harga properti di atas Rp2 miliar yang masih melambat.

Baca juga: Anggota DPR: IKM penting untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa

Ia pun memperkirakan Indonesia akan tumbuh di sekitar 4,8 sampai 5,1 persen secara tahunan di 2023, melemah dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 5,31 persen, tapi lebih baik dibandingkan ekonomi global yang diprediksi IMF sebesar 2,9 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita itu sudah bagus banget. Kita harus mengembangkan konsumsi domestik karena di luar sedang terjadi guncangan," ucapnya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023