Tahun ini perseroan telah menyusun rencana bisnis bank dengan indikator kinerja utama berupa pertumbuhan kredit hingga 10 persen
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit hingga 10 persen dengan NPL Gross kurang dari 2,5 persen di penghujung 2023.

"Tahun ini perseroan pun telah menyusun rencana bisnis bank dengan indikator kinerja utama berupa pertumbuhan kredit hingga 10 persen," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers virtual RUPST BNI Tahun Buku 2022 di Jakarta, Rabu.

Target pertumbuhan neraca yang berkualitas tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perseroan, sehingga Net Interst Margin (NIM) diproyeksikan berada di atas 4,8 persen dan Return On Equity (ROE) di kisaran 15,7-16 persen.

Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, perseroan mengembangkan solusi transaksi dan pembiayaan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.

Perseroan mengembangkan infrastruktur teknologi dan inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking dan BNIDirect dengan tujuan untuk menjadi top-of-mind transactional bank bagi nasabah.

Perseroan juga gencar melakukan perluasan kemitraan melalui platform open Application Programing Interface (API) dan pengembangan teknologi terkini seperti kecerdasan artifisial (AI), blockchain, hingga metaverse dalam rangka memperluas eksosistem bisnis dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Baca juga: BNI perkuat layanan international banking optimalkan pasar di Afrika

Baca juga: Dirut: BNI berpeluang kembangkan potensi bisnis di Afrika


Selain itu, BNI fokus meningkatkan Current Account Saving Account dan Fee Based Income secara berkelanjutan sekaligus melakukan ekspansi bisnis terutama ke nasabah top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential banking.

"Kami juga akan melanjutkan transformasi human capital, culture dan operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis," ujarnya.

BNI juga memperkuat jaringan bisnis internasional dalam mendukung penetrasi pasar global serta terus mengoptimalkan sinergi BNI Group dalam memperkuat posisi perusahaan anak.

Royke menuturkan perseroan optimis dalam meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan dengan masih berlanjutnya isu geopolitik, perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi secara global.

Inflasi pun diperkirakan melandai ke 3,8 persen setelah meredanya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ke inflasi konsumen. Menurut dia, stabilnya ekonomi domestik itu akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi perbankan.

"Dengan mempertimbangkan prospek dan potensi bisnis serta kondisi makro ekonomi, perseroan tetap optimis pertumbuhan kinerja akan positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023," tuturnya.

Sementara itu Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan sampai dengan posisi Januari 2023, BNI berhasil menumbuhkan kredit secara berkelanjutan di kisaran 10 persen secara tahunan (year on year), dan tren tersebut diproyeksikan dapat dijaga secara berkelanjutan hingga akhir 2023.

Ia menuturkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit tersebut didasari oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 yang diperkirakan mencapai 5 persen, dan dinilai relatif tangguh dibandingkan dengan negara lain

"Kami juga melihat bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik ini, kita proyeksikan bahwa ekspansi bisnis dan juga kegiatan investasi dari nasabah-nasabah kami akan terus berjalan sehingga bisa terjadi loan demand tahun ini yang tetap akan terus ada," tuturnya.

Selanjutnya, kualitas aset BNI terus terjaga di mana fokus BNI adalah ekspansi secara berkualitas dan perbaikan proses bisnis sehingga menjamin konsistensi perbaikan di kualitas aset.

Pihaknya memandang bahwa dalam melakukan strategi pertumbuhan kredit, BNI menjaga diversifikasi kredit ke dalam berbagai sektor industri dan tetap fokus melanjutkan ekspansi pada nasabah top tier beserta dengan rantai nilai bisnisnya.

"Kami melihat bahwa dengan strategi ini, kami yakin akan menghasilkan kualitas aset yang lebih tangguh dan peluang diversifikasi pendapatan melalui cross selling," tuturnya.

Di samping itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI Tahun Buku 2022 menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Sigit Widyawan sebagai Komisaris Independen BNI.

RUPST juga sepakat mengangkat Robertus Billitea sebagai Komisaris BNI, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG.

Baca juga: BNI ikutkan UMKM dengan produk berkualitas dalam Inacraft 2023

Baca juga: BNI beberkan sejumlah strategi dukung Pemerintah capai nol karbon 2060

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023