Addis Ababa (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu Menlu Ethiopia Demeke Mekonnen di Addis Ababa, Rabu, ketika kedua pemerintah berniat untuk memperbaiki hubungan yang tegang akibat perang saudara di wilayah Tigray.

Blinken yang mengawali pembicaraan dengan Mekonnen melalui seremoni minum kopi juga akan bertemu Perdana Menteri Abiy Ahmed dan pemimpin pasukan Tigray yang memerangi pemerintah federal dalam perang di kawasan utara itu.

Ia kemudian akan bertolak menuju Niger pada Kamis, negara di kawasan barat Afrika yang menghadapi peningkatan perlawanan dari kelompok Islam militan.

"Banyak hal yang harus dilakukan. Barangkali yang paling penting adalah memperkuat perdamaian di wilayah utara," kata Blinken kepada wartawan.

Kementerian Luar Negeri Ethiopia mencuit di Twitter bahwa pembicaraan kedua Menlu tersebut mencakup formasi pemerintah sementara di Tigray dan kebijakan transisi penegakan keadilan yang meminta pertanggungjawaban dan kompensasi bagi para korban perang.

"Kami memiliki hubungan yang sudah berlangsung lama dan inilah waktunya untuk merevitalisasi dan mengembangkannya," kata Mekonnen sebelum bertemu Blinken.

Perjalanan Blinken ke Addis Ababa tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke pejabat tinggi pemerintahan Presiden Joe Biden ke Afrika, di tengah upaya Washington untuk mempererat hubungan dengan benua itu untuk membendung pengaruh China.

AS secara terang-terangan menentang kekejaman tentara Ethiopia dan sekutunya di kawasan Eritrea dan Amhara selama perang Tigray yang menelan belasan ribu korban jiwa sebelum kesepakatan damai dicapai pada November lalu.

Dugaan Pelanggaran

Ethiopia, negara berpenduduk terpadat kedua di Afrika dan secara tradisional merupakan sekutu AS di Afrika Timur, menuduh Washington mencampuri urusan dalam negerinya dan mengancam untuk mempertimbangkan kembali hubungan kedua negara.

Negara tersebut dengan tegas membantah melakukan pelanggaran hak azasi manusia selama perang.

Dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, Asisten Menlu untuk Urusan Afrika Molly Phee mengatakan merajut kembali hubungan dengan Ethiopia membutuhkan langkah tambahan untuk menghentikan siklus kekerasan politik dan etnik di negara itu.

Ethiopia juga sedang berusaha merestrukturisasi utang dan mengamankan pinjaman kepada IMF, yang tahun lalu ditangguhkan akibat perang di Tigray.

Kesepakatan damai akan memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke Tigray yang membutuhkan bantuan lebih besar setelah konflik yang menimbulkan kelaparan bagi ratusan ribu warga.

Menurut kelompok pekerja kemanusiaan dan hak azasi manusia, pelanggaran, terutama kekerasan seksual, masih terjadi di daerah konflik tersebut meski perjanjian damai telah dicapai.

Pasukan Eritrea masih tetap bertahan di beberapa perbatasan, sedangkan kelompok pemberontak dari wilayah Amhara yang berbatasan dengan Tigray menguasai sebagian besar wilayah yang diperebutkan di bagian barat dan selatan Tigray.

Juru bicara Pemerintah Eritrea tidak menanggapi permintaan tanggapan atas tindakan pasukan Eritrea atau aspek lainnya dalam kebijakan mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pejabat PBB tuduh pasukan Eritrea sengaja bikin Tigray kelaparan
Baca juga: Sekitar 350.000 orang di Tigray Ethiopia kelaparan

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2023