Kami mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi melalui tim nasional kepemudaan, anak muda bukan objek, tetapi subjek pembangunan
Jakarta (ANTARA) - Tokoh pemuda yang juga Komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI) Arief Rosyid mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi membangun ekosistem pemuda berkelanjutan melalui pembentukan Tim Nasional Kepemudaan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga.

"Kami mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi melalui tim nasional kepemudaan, anak muda bukan objek, tetapi subjek pembangunan," ujar Arief di Jakarta, Kamis.

Pada tahun 2045, ujar dia, Indonesia diperkirakan akan merasakan bonus demografi, bertepatan dengan Indonesia yang berusia 100 tahun.

Bonus demografi ini tentunya membawa berbagai banyak kesempatan, namun juga tidak lepas dari tantangan.

"Dari segi kesempatan, ini akan menjadi momentum untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mengurangi angka pengangguran, serta pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Apabila tidak dipersiapkan dengan matang, ujar dia, sebaliknya, dapat menjadi bumerang dimana angkatan muda yang seharusnya menjadi siap di industri malah tidak siap menjawab kebutuhan industri, ataupun kurangnya lapangan kerja untuk menyerap generasi muda pada 2045 nanti.

Pada Februari lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia terdahulu Zainuddin Amali membentuk kelompok kerja (Pokja) Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan melalui Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kepmen) Nomor 23 Tahun 2023 yang ditetapkan akhir Februari lalu.

Pokja yang terdiri atas dari 80 orang ini diketuai oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niam Sholeh.

Baca juga: SATU Indonesia Awards berikan apresiasi program berkelanjutan pemuda

Pokja ini merupakan amanat Perpres No. 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan, yang kemudian disempurnakan melalui Perpres No. 43 Tahun 2022.

Direktur Eksekutif Merial Institute ini mengatakan lembaganya yang merupakan "think tank" kepemudaan yang berfokus untuk mendorong implementasi Perpres yang ditandatangani Presiden Jokowi sejak 2017 dan penyempurnaannya tahun 2022, kembali menjadi bagian dari Pokja Kemenpora tahun 2023 setelah tahun-tahun sebelumnya konsisten berkontribusi pada pembangunan pemuda menuju Indonesia Emas 2045.

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Jokowi dan segenap jajaran Kemenpora yang telah memberikan kepercayaan dan senantiasa memberikan ruang bagi Merial Institute untuk menjadi bagian dari inisiatif-inisiatif Kemenpora dalam bidang kepemudaan," katanya.

Di antara begitu banyaknya ide tentang pemuda, ujar mantan Ketua Umum PB HMI 2013-2015 tersebut, jangan sampai pemuda hanya dijadikan objek dari narasi-narasi yang sering kita dengar.

"Agar semua narasi itu menjadi konkret, ketika bicara soal pemuda, kita harus menempatkannya sebagai subjek yang ikut duduk dan diberikan ruang untuk berpartisipasi, bahkan sampai tahap pembuatan kebijakan, atau sering kita kenal dengan istilah participatory policy making,” katanya.


Arief juga menyampaikan bahwa dibentuknya Tim Nasional Kepemudaan menegaskan komitmen Presiden Joko Widodo dan beserta segenap jajaran Kemenpora, yang bukan hanya saja fokus membangun olahraga Indonesia, tetapi juga serius memperhatikan isu-isu kepemudaan di negara ini.

“Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana setiap Kementerian dan Lembaga bekerja sama meningkatkan berbagai program kepemudaan dari hulu ke hilir, mulai dari kebijakan hingga program pemberdayaan pemuda," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Pembangunan kepemudaan jadi program prioritas 2023
Baca juga: Pakar: Peningkatan kualitas SDM kunci utama sambut bonus demografi
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023