Dili (ANTARA News) - Situasi di ibukota Timor Leste, Dili, hingga Kamis siang, dilaporkan kian memburuk akibat terus berkobarnya pertempuran antara pasukan reguler Angkatan Bersenjata Timor Leste (FDTL) dan polisi nasional (PNTL) dengan prajurit yang dipecat karena dianggap membangkang dan desersi. Akibat situasi yang terus memburuk karena pertempuran bersenjata itu, kota Dili digambarkan bak seperti killing field (ladang pembantaian dalam konflik Kamboja-red.). "FDTL dan PNTL tercerai- berai dan Dili sudah menjadi `killing field`," kata Pemimpin Redaksi (Pemred) "Timor Post", Aderito Hugo da Costa, kepada ANTARA dari Dili, Kamis. Di tengah berkecamuknya pertempuran FDTL dan PNTL dengan ratusan tentara yang telah dipecat Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak beberapa waktu lalu itu, pasukan pemberontak juga melakukan penyusupan ke kota dan berusaha menguasai Dili. "(Kondisi) pertempuran itu disertai adanya `rebel inflitration` (penyusupan para pemberontak) di kota dan mereka berupaya menguasai kota Dili," kata Hugo da Costa. Sementara itu, seorang warga Dili mengatakan, situasi saat ini tidak bisa diprediksi. "Tembakan keras masih terdengar di sana-sini," kata seorang ibu rumah tangga. "Keadaan sudah tidak bisa dikontrol. Kami mulai agak takut karena banyaknya isu yang beredar, dan saat ini tembakan keras masih terjadi di Lahane dan Becora," katanya. Sehari (24/5) sebelumnya, Direktur Program Demokratisasi dan Perubahan Sosial TIDS (Timor Institute for Development Studies), Drs Marcelino X Magno, MA kepada ANTARA mengatakan, kemungkinan besar bantuan pasukan asing yang diminta oleh pemerintah Timor Timur baru akan tiba Kamis ini. "Kemungkinan (datangnya pasukan asing) hari Kamis (25/5). Tapi suasana (di Dili dan sekitarnya) tegang sekali. Kami tetap di rumah, sedangkan perundingan terus berlangsung antara para pemimpin," katanya. Kantor berita transnasional Kamis ini melaporkan, Mayor Alfredo Reinhado, pemimpin 600-an tentara yang memberontak menyatakan pihaknya menyambut baik datangnya pasukan asing. "Kami menyambut baik rencana kedatangan pasukan asing. Inilah satu-satunya solusi yang bisa dilakukan," kata Mayor Alfredo Reinhado, yang berasal dari bagian barat Timor Timur dan pasukannya terlibat pertempuran dengan tentara pemerintah dalam beberapa hari belakangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006