"Kalau anda ingin melindungi diri...saya sarankan tinggalkan Dili dan jangan paksa tinggal di ibukota negara itu," kata Reinaldo yang meninggalkan Dili bersama pasukannya menuju perbukitan Aileu, sekitar 45 km dari Dili sejak 4 Mei 2006.
Kupang (ANTARA News) - Pihak Imigrasi Atambua di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai Kamis menutup pintu perbatasan darat Indonesia di Motain menyusul terus memanasnya situasi keamanan di dalam negeri Timor Timur yang diperkirakan akan terus memburuk. Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Slamet Santoso, ketika dihubungi ANTARA News dari Kupang, Kamis malam, menjelaskan pihaknya terpaksa menutup pintu perbatasan darat di Motain untuk mencegah masuknya warga Timtim ke Indonesia dan melarang masuknya WNI ke bekas wilayah provinsi ke-27 Indonesia itu. "Tindakan ini kami lakukan karena situasi keamanan di dalam negeri Timtim dilaporkan terus memburuk. Kami berusaha mencegah masuknya warga negara kita ke wilayah yang sedang dilanda konflik itu, dan berusaha membendung masuknya warga negara Timtim ke dalam wilayah kita," katanya menjelaskan. Santoso mengatakan, pintu perbatasan darat Indonesia di Motain akan dibuka jika ada WNI yang masuk ke wilayah Indonesia untuk menyelamatkan diri serta warga negara asing non Timor Timur dengan tujuan yang sama. "Berdasarkan laporan yang kami peroleh, situasi keamanan di Timtim akan terus memburuk dalam satu dua hari mendatang karena tidak ada lagi pasokan bahan makanan berupa sembako dari Indonesia ke negara muda itu setelah meletusnya insiden baku tembak antarkelompok bersenjata pada Selasa (23/5)," katanya. Dalam insiden tersebut, dua orang termasuk salah seorang di antaranya anggota Tentara Nasional Timor Timur (FDTL) dilaporkan tewas tertembak dan lima orang lainnya dilaporkan cedera dalam dua aksi baku tembak terpisah dengan kaum pemberontak yang juga adalah mantan anggota tentara Timtim yang dipecat pada Maret lalu oleh Panglima FDTL, Brigjen Taur Matan Ruak. Kantor Berita Perancis, AFP melaporkan, bentrokan terakhir itu menewaskan seorang letnan dari kelompok polisi pemberontak yang terjadi di Baucau setelah aksi tembak-menembak serupa antara kelompok pemberontak dengan prajurit Timtim di Becora, Dili Timur sehari sebelumnya. Sebelum meletusnya insiden di dua lokasi itu, pemimpin kelompok polisi militer Timtim yang melarikan diri dari Dili pasca kerusuhan 28 April lalu di Tacitolu, Mayor Alfredo Alves Reinaldo mendesak warga masyarakat di Kota Dili untuk meninggalkan ibukota negara itu. "Kalau anda ingin melindungi diri...saya sarankan tinggalkan Dili dan jangan paksa tinggal di ibukota negara itu," kata Reinaldo yang meninggalkan Dili bersama pasukannya menuju perbukitan Aileu, sekitar 45 km dari Dili sejak 4 Mei 2006. Kerusuhan 28 April itu adalah yang terburuk melanda negara termiskin Asia tersebut sejak memutuskan memisahkan diri dari Indonesia pada 1999. Australia mengirim dua kapal perang ke kawasan itu, sementara Amerika Serikat memerintahkan satu pesawat siaga untuk kemungkinan pengungsian, tulis AFP.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006