Jakarta (ANTARA) - Perusahaan startup teknologi kesehatan digital berbasis di Singapura, Mesh Bio, bekerja sama dengan PT Pramita untuk mendukung pemeriksaan kesehatan berbasis analisis prediktif dan pelayanan kesehatan preventif di Indonesia.

Komitmen ini juga bertujuan untuk mengatasi beban perawatan kesehatan masyarakat usia lanjut seiring dengan meningkatnya penyakit kronis dan tingginya biaya perawatan kesehatan.

"Kami sangat senang dapat menghadirkan solusi kami bersama Pramita. Dengan lebih dari 30 pusat layanan kesehatan di seluruh Indonesia, kami yakin kemitraan ini akan meningkatkan pengalaman pasien dan mendorong hasil kesehatan yang lebih positif bagi masyarakat Indonesia," kata CEO Mesh Bio Andrew Wu dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat.

Kerja sama akan mencakup penggunaan perangkat lunak milik Mesh Bio-DARA Health Intelligence Platform yang merupakan teknologi analisis baru dengan menggabungkan metabolic disease digital twins, data sains, dan analisis prediktif untuk memberikan tindakan preventif.

Baca juga: Peneliti Unri ciptakan teknologi cerdas pantau kesehatan jembatan

Platform ini siap meningkatkan keterlibatan pasien dan memperlihatkan hasil analisa dengan memberikan informasi kesehatan yang dapat ditindaklanjuti melalui analisa risiko penyakit yang dipersonalisasi dan prediksi efek samping lanjutan.

Solusi ini akan diluncurkan di Indonesia untuk pertama kalinya dengan hasil pemeriksaan pasien yang presisi akan dapat dilakukan dengan biaya terjangkau.

"Dengan bertambahnya populasi usia lanjut di seluruh dunia, memberikan solusi inovatif untuk mengatasi beban perawatan kesehatan dari penyakit kronis selalu menjadi inti dari Mesh Bio," kata Wu.

Vice President PT Pramita Dr Nabil Fachliansyah menambahkan kerja sama ini dilakukan mengingat Mesh Bio memiliki ilmu pengetahuan dan inovasi yang luas di bidang perawatan kesehatan yang dapat membantu meningkatkan layanan perawatan preventif kepada pelanggan.

Baca juga: Pengurutan genom bermanfaat untuk diagnostik yang lebih spesifik

"Kami berharap dapat mewujudkan kolaborasi yang lebih besar dalam adopsi solusi digital di industri perawatan kesehatan, termasuk mengeksplorasi kemungkinan solusi teknologi mendalam di bidang kedokteran dan layanan perawatan kesehatan lainnya," katanya.

Menurut studi terbaru The Lancet tentang kondisi kesehatan di Indonesia, penyakit kronis yang memengaruhi kesehatan masyarakat Indonesia, diukur melalui tahun produktif yang hilang (disability adjusted life years/DALYs) pada 2019, adalah tekanan darah sistolik yang tinggi, glukosa puasa yang tinggi, BMI tinggi, dan banyak lagi.

Berbagai faktor risiko ini umumnya menyebabkan kondisi kronis seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi.

Baca juga: Pentingnya transformasi teknologi untuk pemerataan akses kesehatan

Pewarta: Satyagraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023