Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Rizka Andalusia mengatakan metode genome sequencing (pengurutan genom) bisa bermanfaat untuk mendapatkan diagnostik yang lebih spesifik di dunia medis.

"Pendekatan genomic sequence dapat kita terapkan untuk tahap diagnostik di bidang kesehatan. Kita bisa membuat tools diagnosis yang spesifik berdasarkan data genomik dari populasi orang Indonesia," kata Rizka dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan bahwa tren medis yang akan berkembang nantinya menargetkan pengobatan yang dipersonalisasi dan hal ini bisa didapatkan melalui basis data genomik. Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki jumlah populasi manusia yang besar dengan potensi berbagai data genomik.

"Sebenarnya genome sequencing di bidang kesehatan di Indonesia masih berada pada tahap awal. Namun, kita memiliki potensi yang sangat tinggi untuk genome sequencing di bidang kesehatan ini," kata Rizka.

Selama ini alat diagnosis, vaksin, dan obat dikembangkan berdasarkan studi dengan populasi kaukasia. Padahal secara genetik, kata Rizka, orang Indonesia atau Asia memiliki perbedaan data genom dibanding orang dengan ras kaukasia atau kulit putih.

Baca juga: Teknologi pengurutan genom akan ubah industri kesehatan masa depan

Oleh sebab itu, kemajuan ilmu sains untuk genome sequencing bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan alat diagnosis, vaksin, dan obat yang sesuai dengan populasi masyarakat Indonesia sehingga pencegahan maupun pengobatan diharapkan dapat lebih akurat.

"Untuk mendiagnosis, katakanlah seperti kelainan genetik atau penyakit kanker, kita membutuhkan penanganan dan diagnostik yang akurat. Jadi, profil genomik atau pendekatan genomik menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam pengembangan alat diagnostik, vaksin, dan juga obat," kata Rizka.

Menurut Rizka, penerapan genome suqeuncing di bidang kesehatan di Indonesia telah meningkat sejak adanya pandemi COVID-19. Sebelumnya, metode ini juga sudah dimanfaatkan oleh pemerintah dalam penanggulangan COVID-19 di Indonesia.

Kemenkes juga telah meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi), sebuah inisiatif program untuk mempercepat penelitian dengan mengandalkan teknologi genome suqeuncing.

Mengingat pentingnya pengembangan teknologi untuk pemanfaatan genome suqeuncing di bidang kesehatan, Rizka juga turut mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama.

"Menurut saya ini saat yang tepat bagi kita untuk memperkuat kemampuan kita di bidang kesehatan, terutama di bidang teknologi genomik. Jadi kita harus bekerja sama antara akademisi, peneliti, industri dan juga startup," kata Rizka.

Baca juga: Menkes: Genom sekuensing dan serosurvei efektif kendalikan kasus

Baca juga: Peneliti: Pengurutan genom penting untuk deteksi subvarian baru

Baca juga: Menkes: Genom sekuensing-kebalan masyarakat kunci pengendalian pandemi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023