Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 130 WNI yang umumnya kaum ibu dan anak-anak, Sabtu, dievakuasi melalui udara dari Dili, ibukota Timor Timur menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menggunakan pesawat hercules milik TNI-AU. Kelompok penerbangan (kloter) pertama ini mendarat di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 14.50 Wita dan langsung menuju Pangkalan TNI-AU El Tari Kupang untuk seterusnya dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Evakuasi ini dilakukan menyusul terus memanasnya situasi keamanan di dalam negeri Timtim yang dipicu oleh aksi tembak-menembak antara kelompok bersenjata di negara baru itu. "Kami merasa sudah bebas dari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi jika kami terus bertahan di Dili, karena situasi keamanan di ibukota negara Timtim semakin memburuk," kata seorang ibu sambil menggendong anaknya beberapa saat setelah turun dari pesawat hercules di Lanud El Tari Kupang. Kaum ibu dan anak-anak itu langsung dibawa masuk ke ruang tunggu untuk proses pendaftaran ulang guna memudahkan petugas untuk mengambil langkah selanjutnya. "Jika WNI berasal dari NTT, misalnya dari Atambua, Kefamenanu, SoE atau Kupang langsung kita pulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Sarana angkutan sudah kita siapkan untuk mendistribusikan mereka ke daerah tujuan," kata Kepala Dinas Sosial NTT, Drs Frans Salem kepada ANTARA. Sementara, WNI asal Jawa dan Sumatera atau daerah lainnya yang tidak punya hubungan keluarga di Kupang, kata Salem, akan diinapkan sementara di lokasi arena kerajinan NTT di Bilangan Fatululi Kota Kupang sambil menunggu proses pemulangan ke daerah asal lebih lanjut. Setelah kloter pertama tiba di Bandara El Tari Kupang, sebuah pesawat hercules milik TNI-AU langsung terbang ke Bandara Comoro Dili untuk mengevakuasi WNI lainnya yang saat ini tertampung di KBRI Dili. Seorang perwira TNI-AU mengatakan, pihaknya agak sedikit mengalami kesulitan dalam proses evakuasi dari KBRI menuju Bandara Comoro Dili yang hanya ditempuh sekitar 15 menit itu karena tidak adanya sarana angkutan yang beroperasi di Kota Dili. Menurut perwira TNI-AU itu, tentara asing yang bertugas di Dili tetap melakukan pemeriksaan terhadap rombongan WNI yang hendak dievakuasi tersebut, karena situasi keamanan di Kota Dili dan sekitarnya sama sekali belum kondusif. Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) NTT-Timtim, Kol Art Ediwan Prabowo yang dihubungi ANTARA dari Kupang mengatakan, pada Sabtu siang, ada dua orang WNI dari Distrik Maliana Timtim masuk ke Indonesia melalui pintu perbatasan Motaain dengan berjalan kaki. "Pintu perbatasan hanya dibuka bagi WNI selama 1x24 jam. Sementara warga negara Timtim dilarang masuk kecuali merasa keamannya terganggu di negeri sendiri. Tetapi, mereka langsung kita deportasi ke negara asalnya," kata Prabowo. Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI-AL (Wadanlanal) IX/Kupang, Kol (P) Widodo SE yang dihubungi ANTARA secara terpisah mengatakan, TNI-AL sudah menyiapkan tiga armada kapal perang untuk mengevakuasi WNI dari Dili menuju Kupang. "Tiga kapal perang itu sudah berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang dan siap diberangkatkan. Jika sudah ada perintah, kita siap berlayar menuju Timtim," katanya menambahkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006