Dili (ANTARA News) - Dili, ibukota Timor Timur (Timtim) pada Minggu tampak bagai kota mati setelah dilanda konflik bersenjata antara kelompok pemberontak mantan militer Timtim yang dipecat oleh Panglima Angkatan Perang Timtim (FDTL), Brigjen Taur Matan Ruak dengan aparat keamanan yang masih setia dengan pemerintahan Perdana Menteri Mari Alkatiri. Hampir tak nampak kendaraan dan manusia yang lalu lalang di jalanan umum Kota Dili serta ruas jalan trans Timor yang menghubungkan Dili dengan Atambua, ibukota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) ketika pesawat hercules milik TNI-AU terbang rendah di atas Kota Dili sebelum mendarat di Bandara Comoro untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di ibukota negara itu. "Situasi di Dili saat ini serba tidak menentu, penjarahan dan pencurian makin merajalela...Rasanya tidak nyaman untuk terus bertahan di sini (Timtim)," kata Senior Liason Officer KBRI Dili, Kombes Pol Minton Mariati Simanjuntak kepada para wartawan Indonesia di Bandara Comoro Dili. Ia mengatakan, sekitar 600 WNI berlindung di KBRI sedang lainnya meminta perlindungan di susteran, pastoran dan gereja. "Situasi keamanan di Dili semakin tidak menentu. Kehadiran tentara asing dari Australia juga tidak berbuat banyak untuk mengendalikan situasi di Kota Dili dan sekitarnya," ujarnya. Salah seorang WNI asal Kupang yang berhasil dievakuasi Minggu, Lony Sinlaeloe mengatakan, sampai Minggu pagi tembakan masih terdengar di mana-mana. "Kami merasa tidak tenang jika terus tinggal di rumah--tempat tinggalnya di Comoro--Kami memilih berlindung di KBRI dan hari ini berhasil pulang ke kampung halaman di Kupang," kata ibu muda itu sambil memancarkan senyum kepada ANTARA News di atas pesawat hercules. Minton mengatakan, pihaknya akan terus mengimbau WNI yang masih mencari perlindungan di susteran, pastoran dan gereja untuk segera ke KBRI agar secepat mungkin dievakuasi ke Kupang sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia menambahkan, ketika terjadi kontak senjata Sabtu (27/5) antara kelompok bersenjata pro pemerintah dengan militer yang dipecat, salah seorang WNI bernama Atek terkena peluru nyasar di bagian lengan kanannya. "Saat ini, Atek yang juga seorang pengusaha di Becora, Dili Timur itu sudah dievakuasi ke Australia untuk mendapat perawatan lebih lanjut," ujarnya. Ia mengatakan, pemerintah Australia juga telah mengevakuasi warga negaranya dari Dili pada Sabtu karena situasi di dalam negeri Timtim bertambah memburuk. Saat ini, tambahnya, sekitar 200 orang warga Timor Timur juga meminta perlindungan keamanan di KBRI karena situasi di Kota Dili dan sekitarnya semakin tidak menentu. Sumber-sumber resmi di Dili menyebutkan, kediaman WNI yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya, kini menjadi sasaran penjarahan oleh orang-orang tak dikenal. "Penjarahan dan pencurian hampir terjadi dimana-mana, dan letupan senjata secara sporadis masih terdengar dimana-mana," kata Minton menggambarkan situasi terkini di Kota Dili dan sekitarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006