... seluruh wilayah di NTT bakal diguyur hujan sedang karena dominasi fenomena La Nina, yang basah... "
Kupang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dua hari ke depan seluruh wilayah di NTT bakal diguyur hujan sedang karena dominasi fenomena La Nina, yang basah.

Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Juli Setiyanto, di Kupang, Minggu, La Nina ini mulai menguat sejak awal Oktober dan akan terus dominan hingga Maret 2013 dan selanjutnya menuju kondisi netral pada bulan Mei 2013.

Sementara fenomena Dipole Mode diprediksi akan berada pada kondisi netral dan negatif pada beberapa bulan ke depan, termasuk kondisi penguapan perairan Indonesia diprediksi akan terus hangat hingga Februari 2013. 

Menurut dia, pada Agustus-September diprediksi La Nina moderat. Sedangkan pada Oktober 2010-Januari 2011 berupa La Nina kuat.
 
"Pada Agustus 2012 terjadi fenomena global La Nina dengan intensitas moderat. Dampak El Nino atau anomali iklim sangat mempengaruhi suhu perairan di Indonesia," katanya.

Sehingga menyebabkan hujan terus menerus dengan curah hujan ekstrem yaitu di atas 150 mm/hari karena memanasnya suhu permukaan laut yang berdampak pada tingginya intensitas penguapan sehingga membentuk awan yang menyebabkan hujan.

Ia mengatakan kelembaban udara di sejumlah kota di NTT berada antara 46-94 persen terutama terjadi di Sabu ibu kota Kabupaten Sabu Raijua 45-85 persen, Maumere/Kabupaten Sikka antara 56-90 persen, Waingapu/Kabupaten Sumba Timur dan Baa/Kabupaten Rote Ndao 63-90 persen.

Berikut Labuan Bajo/Kabupaten Manggarai Barat, Kalabahi/Kabupaten Alor antara 65-94 persen, Kota Kupang ibukota Provinsi NTT antara 66-90 persen, Larantuka/Kota Kabupaten Flores Timur 72-95 persen dan Ruteng/Kabupaten Manggarai antara 75-95 persen.

Kondisi kelembaban ini katanya ikut mendorong hujan di kota-kota itu dengan intensitas bervariasi mulai dari hujan ringan hingga hujan lebat, sehingga perlu diwaspadai para petani dan penduduk di hilir sungai karena berpotensi terjadinya banjir besar.

Menurut dia, fenomena-fenomena dan kelembaban udara ditambah perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan Darwin yang saat ini nilainya positif sehingga terjadi potensi hujan.

"Hujan yang terjadi secara sporadis itu disebabkan oleh suhu permukaan laut meningkat dan mengakibatkan pembentukan awan konvektif dan berpotensi hujan untuk beberapa hari ke depan," katanya. (*)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012