Lokananta merupakan titik awal industri musik Indonesia di mana rekaman pertama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mengatakan progres revitalisasi Lokananta telah mencapai sekitar 60 persen dengan rencana grand launching pada bulan Juni tahun ini.

"Sekarang kita sedang lakukan revitalisasi, dan kita bekerja sama dengan PP Urban untuk membangun infrastrukturnya. Insya Allah pada 3 atau 4 Juni kita ingin melakukan grand launching, saat ini progres revitalisasi Lokananta mencapai sekitar 60 persen," ujar Sekretaris Perusahaan PT PPA Agus Widjaja dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, revitalisasi Lokananta bertujuan untuk menjadikan studio rekaman pertama di Indonesia tersebut sebagai creative dan commercial hub yang berbasis musik.

"Kita ingin menjadikan Lokananta seperti dan sekelas Abbey Road Studios di London, Inggris yang merekam lagu-lagu The Beatles. Lokananta merupakan titik awal industri musik Indonesia di mana rekaman pertama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, rekaman Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, rekaman-rekaman lagu musisi legendaris dan lagu-lagu daerah semuanya berada di Lokananta," katanya.

Baca juga: Kementerian BUMN harap revitalisasi Lokananta jadi sentra kreativitas

Lokananta sendiri memiliki kekayaan intelektual atau Intellectual Property (IP) yang sangat besar, serta memiliki nilai sejarah bagus.

Nantinya setelah dilakukan revitalisasi, di Lokananta akan terdapat museum, studio rekaman, area live music, kuliner, dan rencananya ada rekaman piringan hitam.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir mendukung penuh revitalisasi dan pengembangan Lokananta sebagai Creative Hub.

Ke depan, Lokananta akan menjadi sentra kreativitas bagi para seniman, pentas ekspresi bagi para musisi, serta wahana bagi UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya.

Lokananta menjadi salah satu bagian terpenting dari sejarah industri musik di Indonesia. Sejak didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 oleh Raden Maladi, Oetojo Soemowidjojo dan Ngabehi Soegoto Soerjodipoero, Lokananta telah menghasilkan sekitar 50 ribu keping piringan hitam dan mengorbitkan banyak musisi legendaris Indonesia, seperti Gesang, Ismail Marzuki, Waljinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, Sam Saimun, dan Bubi Chen.

Bahkan, banyak musisi dan penyanyi legendaris Indonesia yang pernah merekam lagu lagunya di Lokananta, seperti Slank dan Glenn Fredly. Lokananta juga masih menyimpan aset rekaman bersejarah di Indonesia, seperti 5.000 arsip lagu daerah maupun nasional, termasuk di antaranya master lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

Erick mengatakan, Lokananta sebagai aset Perum Percetakan Negara Republik Indonesia yang bergabung dalam Klaster Perusahaan Pengelola Aset (anggota Holding BUMN Danareksa) perlu dioptimalkan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi industri kreatif dan anak muda. Lokananta sebagai studio rekaman pertama dan terbesar di Indonesia, memiliki kualitas hasil rekaman sekelas studio rekaman Abbey Road di London, studio rekaman pengorbit band legendaris The Beatles.

Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir hadiri "Lokananta Reload" di Solo

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023