Badung, Bali (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berharap ASEAN bisa memanfaatkan agenda global di bidang pembayaran lintas batas.

"Agenda ini merupakan warisan ASEAN, tidak hanya untuk ASEAN, tetapi juga untuk dunia," ujar Perry dalam acara Pembukaan Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) 2023 di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

ASEAN telah mendapatkan keuntungan dari layanan sistem pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih inklusif untuk mendorong transaksi, mengembangkan ekonomi, dan meningkatkan pertumbuhan.

Ia mengatakan di bawah Presidensi G20 Indonesia tahun lalu, lima negara ASEAN telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk konektivitas lintas batas dalam pembayaran.

Selanjutnya pada tahun ini, Indonesia akan memajukan kerja sama tersebut ke semua anggota ASEAN dan memanfaatkan digitalisasi untuk inklusi keuangan.

Langkah tersebut akan mendorong inklusi keuangan dan ekonomi di seluruh spektrum masyarakat yang luas, termasuk UMKM, kaum muda, dan perempuan.

Dengan sistem pembayaran digitalisasi lintas batas yang terjangkau, ASEAN mengubah sesuatu yang tidak layak dalam sistem keuangan menjadi layak dan mesin pemulihan ekonomi.

Perry menilai, negara dengan pasar yang sedang berkembang seperti ASEAN penting untuk melihat sektor eksternal dari konsekuensi yang tidak diinginkan dalam dinamika pasar keuangan global saat ini, yang sangat dipengaruhi oleh siklus kenaikan suku bunga yang cepat oleh bank sentral utama.

"Dalam aspek ini, ASEAN telah memperkokoh ekonomi melalui kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati menjadi fiskal moneter. Stabilitas sistem keuangan dan ketahanan eksternal juga diperkuat," tutur Gubernur Bank Sentral tersebut.

Namun, sambung dia, masih banyak yang harus dilakukan, yaitu mendiversifikasi penggunaan mata uang dalam perdagangan, investasi, serta transaksi ekonomi dan keuangan lainnya.

Penggunaan transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) pada perdagangan, investasi, pasar keuangan, dan pengiriman uang akan dapat mengurangi ketergantungan ekonomi pada mata uang utama.

Selain itu, langkah tersebut juga akan mengurangi volatilitas untuk memperkuat stabilitas eksternal, hingga memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, pembangunan ekonomi, dan inklusi.


Baca juga: ASEANBAC, Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN dorong ekonomi digital


Baca juga: BI: Bank Sentral ASEAN berperan dukung transisi keuangan hijau

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023