Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mentransformasikan balai besar menjadi sentra layanan sosial untuk meningkatkan layanan terhadap kelompok rentan.

Mensos Risma dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan lembaga yang akan bertransformasi adalah Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta berdasarkan Kepemensos Nomor 221/HUK/2022.

Mensos menyatakan, balai besar semula berada di bawah naungan satuan kerja Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklit). Kebijakan pemerintah mengharuskan lembaga penelitian disatukan di bawah naungan Badan Riset Nasional (BRIN).

"Saya pikir kalau pendidikan saja manfaatnya untuk masyarakat tidak terlalu banyak. Maka saya ubah menjadi balai untuk melayani Penerima Manfaat (PM) rentan seperti penyandang disabilitas dan warga rentan lainnya," kata Mensos saat hadir di BBPPKS Yogyakarta, Senin (3/4).

Berdasarkan evaluasi, perubahan tugas dan fungsi balai besar menjadi sentra layanan sosial, akan membutuhkan sejumlah langkah.

Baca juga: Kemensos telah serahkan data 21,3 juta penerima bansos pangan

Baca juga: Mensos beri bantuan Asistensi Resos senilai Rp716 juta di Makassar


Mensos menyatakan, untuk mendukung tugas dan fungsi barunya, diperlukan penambahan formasi SDM, kerja sama dengan pihak lain, optimalisasi lahan dan variasi jenis keterampilan.

"Kami siapkan balai untuk bisa melayani PM seperti ODGJ dan penyandang disabilitas lainnya, juga warga rentan lainnya. Memang teman-teman harus belajar untuk menangani ini karena sebelumnya nggak pernah menangani ini," ungkap Mensos.

Mensos mengatakan bahwa di balai ini belum ada perawat atau dokter. Saat ini Mensos sedang meminta formasi perawat, dokter, psikolog dan tenaga kesehatan lainnya.

Disamping itu, Mensos akan membangun kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk bisa memberikan layanan kepada para penerima manfaat.

"Jadi mahasiswa bisa praktik disini, memberikan layanan untuk PM rentan," kata Mensos.

Kedua, lanjut Mensos, pihaknya ingin memanfaatkan lahan seluas lebih kurang 4 hektar di balai ini agar lebih optimal untuk para PM.

Ketiga, Mensos meminta agar jenis pelatihannya bervariasi demi masa depan para PM. Saat ini, balai sedang menyiapkan beberapa ruangan yang akan difungsikan sebagai galeri lukis, showroom hasil karya Penerima Manfaat (PM), Workshop Sablon/_Ecoprint, Workshop Perakitan Alat Bantu Penyandang Disabilitas (Motor Roda tiga, kursi roda adaptif, tongkat adaptif) dan kafe.

Di sela-sela kunjungannya, Mensos juga memberikan penguatan kepada para pegawai Sentra Layanan Terpadu.

Ia menekankan agar para pegawai mulai meningkatkan kemampuan dalam merespon masalah sosial dengan sistem menjemput bola.

Mensos juga mengatakan bahwa penanganan warga rentan harus berdasarkan hasil asesmen. Begitu juga dengan bentuk pemberdayaan yang diberikan harus sesuai dengan hasil asesmen komprehensif.

"Tidak hanya sekedar memberi bantuan saja, pemberdayaan penting agar mereka mandiri. Jadi harus tuntas layanannya," ujarnya.

Dalam kunjungan ini, Mensos didampingi oleh Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin Doddi Madya Judanto dan Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta Eva Rahmi Kasim.

Baca juga: Mensos: Penghuni Sentra Mulia Jaya tak boleh pindah tangan hunian

Baca juga: Mensos paparkan penurunan anggaran 2023 berdampak pada target program


Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023