Jakarta (ANTARA) - DPC Taruna Merah Putih Jakarta Utara mengungkapkan terdapat ratusan kepala keluarga yang masih terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

"Jumlah mereka yang masih tinggal di lokasi itu sekitar 300 kepala keluarga (KK) atau kurang lebih 600 orang," kata Sekretaris DPC Taruna Merah Putih (TMP) Jakarta Utara Niko Atmaja dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan warga yang terdampak itu tinggal di Kampung Bayam dekat Danau Cincin dan mereka telah terisolasi lantaran tidak ada jalan masuk dan keluar.

"Membangun pagar pembatas yang akhirnya memutus akses jalan masyarakat, padahal relokasi warga di sekitar area tersebut belum juga selesai," katanya menegaskan.

Dia berkeliling wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk mengetahui secara pasti kondisi serta keluhan masyarakat sekitar terkait dampak pembangunan JIS.

"Warga di sini akhirnya hanya bisa menggunakan jembatan-jembatan darurat untuk pulang ke rumah mereka. Pada dasarnya mereka mau-mau saja direlokasi untuk dapat tempat tinggal yang baik," kata Niko.

Jembatan darurat itu, pun sangat memperihatinkan karena dibangun dari sejumlah papan dan kayu bekas serta pagar besi sebagai pembatas dengan saluran air yang diseberangi.

Akses jalan itu, kata dia, dilalui warga yang sakit untuk berobat ataupun para ibu hamil.

Niko menjelaskan ada sebuah lubang dengan ukuran tinggi tidak lebih dari 1,5 meter sudah disiapkan sebagai solusi oleh pihak JIS. "Solusi cepat, tapi tidak bermanfaat panjang bagi masyarakat," imbuhnya.

Bahkan, nasib warga yang sudah direlokasi ke rumah susun yang letaknya tidak jauh dari JIS ternyata sama mirisnya. Informasi yang didapatkan TMP, hingga saat ini masih banyak warga yang belum mendapat kunci unit rusun yang dijanjikan.

Niko menegaskan permasalahan itu segera disampaikan kepada pada Pelaksana Tugad Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar mendapat solusi terbaik bagi warga yang terdampak pembangunan JIS.

"Mereka memang ilegal tinggal di atas lahan tersebut, tetapi bukan berarti bisa diperlakukan seenaknya juga. Pada akhirnya keberlangsungan hidup yang layak adalah dasar perjuangan kami," katanya menegaskan.

Pewarta: Fauzi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023