Jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia mencapai 87,2 persen dari total populasi pada 2021. Angka ini menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor ekonomi Syariah,
Jakarta (ANTARA) - Industri asuransi jiwa syariah dinilai memiliki potensi pertumbuhan di Tanah Air mengingat penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 87 persen dari total populasi.

Presiden Komisaris Prudential Syariah Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kinerja asuransi syariah tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,5 persen secara tahunan pada Desember 2022.

“Jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia mencapai 87,2 persen dari total populasi pada 2021. Angka ini menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor ekonomi Syariah," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Muhammadiyah luncurkan platform asuransi digital syariah

Dikatakannya, Prudential Syariah telah mengambil langkah strategis untuk menangkap potensi ini dan berhasil menjadi perusahaan joint venture pertama yang melakukan spin-off di tahun 2022.

Sejak spin-off, lanjutnya, perusahaan membukukan total aset sebesar Rp6,7 triliun dan mencatatkan risk-based capital (RBC) Dana Tabarru sebesar 249 persen.

"Ini menandakan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan angka RBC yang melebihi ketentuan minimal target yang ditetapkan oleh regulator," ujar mantan Menteri Keuangan itu dalam acara Milad 1 Prudential Syariah.

Menurut dia, Prudential Syariah menempati posisi pertama sebagai perusahaan asuransi jiwa Syariah dengan market share dana tabarru sebesar 39 persen, serta market share dari sisi aset sebesar 21 persen.

Selain itu juga memiliki lebih dari 160 ribu mitra bisnis berlisensi syariah terbesar di industri untuk membantu para peserta dalam merencanakan kebutuhan solusi proteksi berbasis Syariah.

Baca juga: Perlunya literasi asuransi jiwa syariah bagi generasi muda

Menurut Presiden Direktur Prudential Syariah Omar S. Anwar salah satu tantangan dalam mengembangkan asuransi jiwa Syariah adalah rendahnya indeks literasi dan inklusi keuangan Syariah, yang baru mencapai 9,14 persen di 2022 untuk literasi dan 12,12 persen untuk inklusi.

Sementara indeks literasi dan inklusi keuangan umum masyarakat Indonesia mencapai 49,68 persen dan 85,10 persen di tahun yang sama.

"Tantangan ini mendorong kami untuk mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Sharia Knowledge Centre (SKC) yang berfokus pada pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi," katanya.

Melalui strategi kolaborasi, lanjutnya, telah berkolaborasi dengan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dalam memprakarsai Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah dan menjalin kemitraan strategis dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Baca juga: Klaim terbayar industri asuransi jiwa capai Rp174,28 triliun pada 2022

Pada kesempatan itu Omar menyatakan selama satu tahun perjalanannya setelah resmi menjadi entitas terpisah pada 5 April 2022 pihaknya fokus membantu keluarga Indonesia berikhtiar menghadapi berbagai risiko dengan solusi perlindungan Syariah.

Sebagai bentuk amanah kepada para pesertanya, lanjutnya, perusahaan telah membayarkan klaim sebesar Rp1,7 triliun1 selama 2022 yang meliputi klaim untuk manfaat kesehatan serta asuransi jiwa.

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023