Tujuh anggota dewan kebijakan moneter memilih untuk mempertahankan suku bunga dasar tidak berubah pada 3,50 persen, seperti yang terjadi pada 23 Februari
Seoul (ANTARA) - Bank sentral Korea Selatan pada Selasa mempertahankan suku bunga stabil untuk pertemuan kedua berturut-turut, seperti yang diharapkan, menghadapi risiko bertentangan dari inflasi yang masih tinggi, ekonomi yang melambat, dan ketidakpastian keuangan yang meningkat.

Bank sentral mengatakan tujuh anggota dewan kebijakan moneter memilih untuk mempertahankan suku bunga dasar tidak berubah pada 3,50 persen, seperti yang terjadi pada 23 Februari.

Pasar lokal menunjukkan reaksi diam karena investor menunggu konferensi pers Gubernur Bank Sentral Rhee Chang-yong pada pukul 02.10 GMT.

Keputusan itu sejalan dengan prediksi dari 39 dari 40 ekonom yang disurvei Reuters, sementara satu responden memperkirakan kenaikan 25 basis poin.

Ini adalah pertama kalinya Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga kebijakan stabil pada dua pertemuan berturut-turut sejak memulai kampanye pengetatan pada Agustus 2021.

Inflasi konsumen tahunan Korea Selatan telah mereda sejak memuncak pada level tertinggi 24 tahun sebesar 6,3 persen pada Juli 2022 hingga mencapai 4,2 persen pada Maret tahun ini, meskipun masih lebih dari dua kali lipat target bank sentral sebesar 2,0 persen.

Dikutip dari Reuters, Gubernur Rhee mengatakan setelah rapat dewan Februari bahwa banknya tidak perlu melanjutkan kenaikan suku bunga jika inflasi terus moderat, tetapi menolak untuk menyatakan siklus pengetatan telah berakhir.

Ekonomi Korea Selatan yang sangat bergantung pada perdagangan telah kehilangan momentum, terpukul oleh ekonomi global yang melambat, permintaan yang masih lesu dari China, dan pendinginan belanja konsumen di dalam negeri setelah kenaikan suku bunga yang agresif.

Baca juga: Bank sentral Korsel tahan suku bunga setelah naik selama satu tahun
Baca juga: Korea Selatan naikkan suku bunga 25 basis poin, sesuai perkiraan
Baca juga: Singapura, Korsel pimpin pertempuran bank sentral Asia melawan inflasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023