Kupang (ANTARA News) - Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan masih bertahan di Timor Timur (Timtim), bahkan ada yang terpaksa melarikan diri ke hutan-hutan, karena merasa terancam akibat pertikaian di kalangan militer pro-pemerintah dengan anggota Angkatan Perang Timtim (FDTL) yang dipecat Panglima FDTL, Brigjen Taur Matan Ruak. Mereka bertahan di Timtim lantaran kesulitan menjangkau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang terletak di jantung kota Dili, dan takut terjebak dalam area pertikaian yang terus bergolak di seluruh penjuru wilayah bekas jajahan Portugis itu, kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi NTT, Drs. Eduard Gana, di Kupang, Rabu. "Kita mendapat konfirmasi dari sumber-sumber di Timor Timur bahwa, ada banyak WNI yang terjebak dan tidak bisa menuju ke gereja-gereja maupun KBRI untuk mendapatkan perlindungan, karena takut terjebak di jalan. Ada juga yang harus ke hutan untuk bersembunyi," katanya. Menurut dia, situasi yang terjadi di Timtim bukan perang, tetapi kerusuhan antar-warga, sehingga siapa pun yang melintasi daerah yang diblokade bisa menjadi sasaran. "Kalau perang ada aturan, mana yang boleh dibunuh atau ditembak dan mana yang tidak boleh, tetapi ini kerusuhan massal," katanya. Dia juga menegaskan, pemerintah tidak menghentikan operasi evakuasi WNI dari Dili, tetapi dihentikan sementara lantaran tidak ada lagi WNI yang akan diangkut ke Indonesia. Di KBRI Dili juga tidak ada lagi WNI yang siap diangkut keluar dari Dili. Pemerintah RI, menurut dia, meminta WNI yang masih terjebak di Dili untuk mencari perlindungan dan menunggu sampai situasi benar-benar pulih. "Banyak sekali pasukan dari Australia, Selandia Baru dan Malaysia yang sudah tiba di Dili untuk menenangkan situasi di Dili. Kita harap situasi segera pulih dan WNI yang ingin kembali ke Indonesia bisa pulang dalam keadaan baik," demikian Eduard Gana. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006