Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Kanwil Kemenag Riau Mahyudin mengatakan perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri jangan sampai merusak tatanan toleransi beragama dan perbedaan dalam penetapan awal Syawal dikarenakan berbeda metode dan kriteria penentuan awal bulan.

"Menjaga Ukhuwah Islamiyah serta menjunjung nilai-nilai toleransi harus dimiliki setiap Muslim di Riau yang akan merayakan hari yang fitri ini," kata Mahyudin di Pekanbaru, Kamis.

Baca juga: Puskesmas se-Surabaya tetap buka selama libur Lebaran 2023

Ia mengatakan salah satu ormas sudah dipastikan awal Syawal jatuh pada Jumat (21/4) dengan berpedoman pada metode hisab, sedangkan pemerintah penetapan awal Syawal masih menunggu proses rukyatul hilal yang akan dilaksanakan di 123 titik di Indonesia pada 20 April 2023.

Kendati ada perbedaan, kata Mahyudin, bukan membuat menjadi berpecah, tetapi mari sama-sama saling menjaga kerukunan dan menghormati dengan keyakinan masing-masing.

"Untuk pelaksanaan takbir dapat dilaksanakan pada semua masjid, mushala dan tempat-tempat lain dengan menjaga ketertiban dan menjunjung tinggi nilai toleransi, serta berpedoman pada SE Menteri Agama Nomor 5 tahun 2023," katanya.

Takbir, katanya, bisa dilaksanakan di masjid dan mushala serta tempat lain yang digunakan untuk menyenandungkan kebesaran Allah SWT, namun pelaksanaan tetap mengacu pada SE Menag Nomor 5 Tahun 2023.

Baca juga: MUI minta saling hormati dalam sikapi potensi perbedaan Idul Fitri

Baca juga: Kemenag: Ada 41 lokasi Shalat Idul Fitri di Denpasar Bali


Kendati pandemi COVID-19 sudah melandai, pelaksanaan shalat Idul Fitri tetap mematuhi protokol kesehatan, tetap berlaku khusus kepada khatib diminta untuk menyampaikan menjunjung tinggi nilai Ukhuwah Islamiyah, persatuan dan kesatuan bangsa serta tidak bermuatan politik praktis.

Sementara itu, pelaksanaan rukyatul hilal tingkat Provinsi Riau dilaksanakan di hotel Khass Pekanbaru pada 20 April 2023 dimulai pukul 17.00 WIB.

Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023