patokannya sesuai rujukan tempat kita mengaji yaitu di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliah Cilongok
Tangerang (ANTARA) - Sebagian warga di Kabupaten Tangerang, Banten merayakan Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 lebih awal dengan melaksanakan Shalat Id di masjid dan pesantren setempat, Jumat.

Seperti pantauan ANTARA, di Kampung Memplem, Desa Matagara, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, ratusan warga menggelar shalat Id di masjid pada Jumat yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB.

Salah satu panitia shalat Id di Kampung Memplem, Muhammad (38) mengatakan bahwa dari ratusan umat Islam yang melaksanakan shalat Id saat ini bukan saja berasal dari warga sekitar melainkan masyarakat umum yang berada di wilayah Desa Matagara.

"Kalau yang hadir shalat Id disini bukan warga Memplem saja tapi ada juga warga lainnya di Desa Matagara," katanya.

Menurutnya, perbedaan perayaan Idul Fitri saat ini adalah hal yang lumrah terjadi. Karena, masing-masing memiliki pegangan dasar yang kuat sesuai berdasarkan Al Quran, hadis serta rujukan para ulama.

"Kalau warga sini, patokannya sesuai rujukan tempat kita mengaji yaitu di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliah Cilongok, Pasar Kemis," ujarnya.

Ia juga menyebutkan, untuk pelaksanaan hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah merupakan hasil sepakat masyarakat bahwa 1 Syawal jatuh pada 21 April 2023 berdasarkan musyawarah dengan ulama setempat.

"Tapi kita juga baru tahun ini mengalami perbedaan. Sebelumnya, selalu bareng dengan penetapan pemerintah," ungkap dia.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyebutkan bahwa saat ini di beberapa titik kecamatan yang ada di daerah itu telah melaksanakan perayaan Idul Fitri pada 21 April.

"Untuk yang melaksanakan shalat Id pada Jumat ini ada di beberapa titik kecamatan seperti di Pasar Kemis. Tapi hampir semua di wilayah kecamatan itu ada yang melaksanakan," katanya.

Ia mengungkapkan, dengan adanya sebagian masyarakat yang melaksanakan shalat Id lebih awal. Maka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang pun telah mengidentifikasi untuk memfasilitasi dan memberikan batuan dalam penyelenggaraannya.

"Kita fasilitasi, masjid-masjid yang melaksanakan shalat Id itu juga sudah diidentifikasi untuk dibantu penyelenggaraannya," ucap Zaki.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idul Fitri 2023 Masehi jatuh pada Sabtu (22/4), setelah diputuskan dalam sidang isbat yang digelar di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (20/04) lalu.

"Berdasarkan hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria MABIMS baru, serta ketiadaan melihat hilal. Sidang isbat menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 Masehi," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat di Jakarta.

Baca juga: Warga Muhammadiyah di Belitung gelar shalat Idul Fitri 1444 Hijriah
Baca juga: Muhammadiyah serukan umat Islam berkemajuan, modern, dan cerdas

Dengan demikian, penetapan 1 Syawal antara Pemerintah dengan Muhammadiyah berbeda. Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri pada Jumat (21/4) yang didasarkan pada kriteria wujudul hilal. Sementara Pemerintah pada Sabtu (22/4) berdasarkan kriteria MABIMS.
​​​
Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, BMKG, ahli astronomi, perwakilan negara sahabat, dan tamu undangan lainnya.

Sidang isbat digelar Kamis sejak pukul 17.00 WIB sampai ditutup dengan penetapan 1 Syawal/Idul Fitri. Kegiatan diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi oleh para pakar.

Kemenag juga telah melaksanakan pemantauan atau rukyatul hilal di 123 titik di Indonesia. Kementerian Agama kemudian mendengarkan laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah pengadilan agama Kabupaten/Kota setempat, mulai dari Provinsi Aceh hingga Papua.

Baca juga: Shalat id, jamaah Muhammadiyah padati Kompleks Perguruan Al-Haq Palu

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023