Jakarta (ANTARA) - Kunci pintar menjadi semakin populer dan banyak dipilih oleh pengguna karena kemudahan dan kenyamanannya. Namun, meski tampak modern dan praktis, perangkat pintar ini juga membawa risiko keamanan yang harus diperhatikan.

Beberapa risiko tersebut diungkapkan oleh Kaspersky, perusahaan keamanan siber terkemuka. Berikut adalah tiga alasan mengapa penggunaan kunci pintar perlu dipertimbangkan dengan cermat, sebagaimana tertulis dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Rabu.

Alasan pertama adalah rentannya kunci pintar secara fisik. Kunci pintar menggabungkan teknologi dengan perlindungan fisik. Namun, tidak semua perangkat memiliki kualitas yang baik dalam menggabungkan kedua konsep ini, sehingga risiko penipuan fisik terhadap kunci pintar tetap ada.

Baca juga: Tujuh hal yang wajib diketahui admin medsos perusahaan

Alasan kedua berkaitan dengan komponen "pintar" yang terdapat pada perangkat tersebut. Banyak pengembang cenderung memprioritaskan fungsionalitas ketimbang keamanan, sehingga ada kemungkinan bahwa orang dapat memperoleh akses ke kunci pintar dan membukanya tanpa otorisasi yang tepat.

Ada beberapa contoh tentang kunci pintar yang rentan seperti mudah diretas dan bahkan memungkinkan akses ke kata sandi jaringan Wi-Fi Anda.

Alasan ketiga adalah bahwa perangkat lunak perlu diperbarui secara berkala untuk menjaga keamanannya. Namun, dukungan untuk perangkat IoT biasanya tidak selama dukungan untuk perangkat ponsel cerdas yang baru rilis, sehingga perangkat mungkin tidak selalu terlindungi dengan update keamanan terbaru.

Meski demikian, Kaspersky menegaskan bahwa semua jenis kunci, termasuk kunci pintar, memiliki risiko keamanan dan dapat diretas.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan tingkat keamanan sebelum memutuskan apakah menggunakan kunci pintar atau kunci tradisional.

Jika Anda tetap memilih kunci pintar, Kaspersky merekomendasikan untuk mencari informasi lengkap tentang perangkat tertentu sebelum melakukan pembelian.

Pastikan juga bahwa Anda memperbarui perangkat secara berkala dan memilih vendor yang memiliki reputasi yang baik dalam hal keamanan siber. Dengan memperhatikan beberapa hal ini, pengguna kunci pintar dapat mengurangi risiko keamanan yang dapat terjadi.

Baca juga: Kaspersky temukan pencurian aset kripto pengaruhi 15 ribu pengguna

Baca juga: Film Oscar jadi sasaran empuk penjahat siber untuk mencuri data

Baca juga: AI dinilai bawa potensi sekaligus ancaman bagi bisnis di Indonesia

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023