Tidak isu yang mengganjal, hanya ada beberapa hal yang saat ini sedang dirundingkan terkait batas laut kedua negara,"
Davao, Mindanao (ANTARA News) - Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Filipina Kristiarto Legowo mengatakan, hubungan Indonesia dengan Filipina selama ini sangat erat dan pemerintah Filipina sangat menghargai bantuan rakyat Indonesia untuk korban topan Bopha.

"Tidak isu yang mengganjal, hanya ada beberapa hal yang saat ini sedang dirundingkan terkait batas laut kedua negara," kata Kristiarto Legowo di Davao, Sabtu, seusai mendampingi Menko Kesra Agung Laksono menyerahkan bantuan kepada pemerintah Filipina.

Kristiarto mengatakan, satu hal yang menonjol adalah Indonesia sebagai Ketua Komite Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam proses perdamaian di Filipina Selatan, menengahi konflik antara pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF).

Hingga saat ini, Indonesia masih memfasilitasi proses implementasi dari kesepakatan damai pada 1996 lalu yang telah menghasilkan 52 butir konsensus untuk dimasukkan dalam undang-undang Filipina.

"Sedangkan dalam upaya perdamaian antara pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF) yang difasilitasi Malaysia, Indonesia secara individu tergabung dalam tim monitoring internasional atas permintaan pemerintah Filipina," tuturnya.

Ketika sebagian wilayah Davao, Mindanao terhempas topan Bopha pada 4 Desember 2012, Konsulat Jenderal RI untuk Davao langsung menerjunkan tim ke lokasi untuk memberikan bantuan.

Tidak lama setelah terjadinya bencana, Indonesia mengirimkan bantuan berupa uang satu juta dolar Amerika dan 40 ton barang yang diserahkan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono pada 18 Desember 2012 saat melakukan latihan gabungan dengan militer Filipina.

Indonesia kembali mengirimkan bantuan berupa 2.500 potong selimut, 2.500 potong terpal dan 2.000 ton beras dari Gudang Bulog Manado yang diserahkan Menko Kesra Agung Laksono.

"Filipina sangat menghargai Indonesia, apalagi bantuan diserahkan langsung oleh pejabat yang sangat tinggi, yaitu menteri koordinator," tutur Kristiarto Legowo.

Sementara itu, Wakil Menteri Urusan Operasional Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan Filipina Vilma Cabrera mewakili pemerintah Filipina mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia.

"Terima kasih atas kebaikan hati dan solidaritas Indonesia terhadap korban bencana di Davao," kata Vilma Cabrera saat menerima bantuan dari rakyat Indonesia.

Saat menyerahkan bantuan, Menko Kesra Agung Laksono didampingi Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Filipina Kristiarto Legowo dan Konsul Jenderal RI untuk Davao City Eko Hartono.

Sedangkan rombongan Menko Kesra yang berangkat dari Manado terdiri atas Deputi I Menko Kesra Willem Rampangilei, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Sekjen Palang Merah Indonesia Budi Atmadi Adiputro, Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tri Budiarto, Asisten Deputi Urusan Bencana Kemenko Kesra Togap Simangunsong dan Kepala Biro Informasi dan Persidangan Kemenko Kesra Safri Burhanuddin.

Delapan provinsi di wilayah Palawan dan Mindanao, Filipina dilanda bencana topan Bopha pada 4 Desember 2012 lalu. Titik topan yang berada di 70 kilometer sebelah selatan Tagbiliran City menerjang 207 kota dengan kekuatan 160 kilometer per jam.

Populasi yang terkena dampak dari topan Bopha mencapai 394.778 kepala keluarga atau 1.765.710 jiwa. Data dari National Disaster Risk Reduction Management Council (NDRRMC) per 17 Desember 2012 mencatat 648 jiwa meninggal, 3.227 jiwa luka-luka dan 569 jiwa hilang.

Sebanyak 5.526 kepala keluarga atau 27.108 jiwa saat ini dievakuasi dan ditampung di 110 penampungan darurat.

Topan itu telah menyebabkan 32.606 rumah rusak berat dan 47.766 rumah rusak sedang dan ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak berat antara lain 12 jembatan dan 4 jalan. Total kerugian akibat kejadian itu mencapai 413 juta dolar Amerika.

(D018/S023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012