Untuk kulit berminyak dan berjerawat, usahakan jangan SPF tinggi, cukup 15 maksimal 30
Jakarta (ANTARA) -
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK)  Dr. dr I Gusti Nyoman Darmaputra  mengatakan bahwa menggunakan tabir surya dan konsumsi vitamin E bisa melindungi kulit dari paparan cuaca panas ekstrem.
 
"Kalau harus keluar, wajib menggunakan tabir surya atau sunscreen dan usahakan pakai 30 menit sebelum keluar rumah, jadi jangan baru pakai lalu langsung keluar, perhatikan penggunaannya agar efektif melindungi kulit, kata Dr. dr I Gusti Nyoman Darmaputra yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
 
Darma juga memberi saran pada masyarakat agar menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi, juga pakaian lengan panjang saat keluar, dan sebisa mungkin menghindari keluar di siang hari saat matahari sedang terik apabila memang tidak diperlukan.
 
Selain itu, jumlah atau kuantitas tabir surya yang digunakan pada wajah harus diperhatikan, saat menggunakan harus cukup tebal dan ideal sesuai dengan klaim SPF (Sun Protection Factor) atau faktor pelindung matahari yang tertera pada produk.
 
"Penggunaan tabir surya itu bisa disesuaikan dengan jenis mukanya, kalau untuk kondisi panas matahari ekstrem seperti ini, sebaiknya disarankan menggunakan SPF 30 ke atas," kata Darma.
 
Menurut Darma, masing-masing SPF memiliki tingkat efektivitas yang berbeda-beda, mulai dari SPF 15 dengan efektivitas 93 persen, SPF 30 dengan efektivitas 95-96 persen, dan SPF 50 dengan efektivitas sekitar 97-98 persen.

Baca juga: Dokter: Kulit sawo matang dan gelap lebih tahan cuaca panas ekstrem

Baca juga: Alasan Anda mungkin lebih peka pada cuaca panas dibanding orang lain

 
"Kalau untuk cuaca panas ekstrem seperti ini, semakin tinggi semakin bagus," tutur Dia.
 
Adapun Darma juga menjelaskan terkait bahan pembawa yang ada di dalam sunscreen, yang akan mempengaruhi jenis kulit pemakainya.
 
"Untuk kulit berminyak dan berjerawat, usahakan jangan SPF tinggi, cukup 15 maksimal 30, dan setidaknya pakai yang berbentuk yang gel," ujar Darma.
 
Pada sunscreen biasanya juga terdapat keterangan PA, atau Protection Guide of UVA. Berbeda dengan SPF yang melindungi kulit dari paparan sinar UVB, yakni penyebab timbulnya kemerahan pada kulit, PA melindungi kulit khusus dari sinar UVA, yang jika terpapar dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit dan tanda penuaan.
 
"PA ini juga ada jenis-jenisnya, Kalau +1 artinya perlindungannya ringan, ++2 moderat, +++3 semakin baik. Sunscreen dengan PA+++ ini bisa dipertimbangkan dan penting untuk melindungi, utamanya bagi yang mukanya berjerawat," kata Darma.
 
Apabila sunscreen bisa melindungi kulit dari efek jangka pendek seperti kemerahan dan gosong, maka perlu juga mencegah efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari paparan sinar matahari yang ekstrem, yakni dengan mengkonsumsi vitamin E.
 
"Jangka panjangnya itu bisa penuaan dini dan kanker kulit, yang termasuk efek sinar matahari sebagai radikal bebas, sehingga dapat merusak sel-sel dalam tubuh karena tidak bisa regenerasi dengan baik, jadi kolagen dalam kulit bisa rusak, sehingga jadi keriput dan tipis," ujar Darma.
 
Untuk itu, Dia menyarankan perlindungan dari dalam tubuh yang bisa membantu menangkal radikal bebas, yakni dengan antioksidan yang terdapat pada buah-buahan dan makanan sehat yang mengandung vitamin E.
 
"Kandungan-kandungan antioksidan itu terdapat pada buah-buahan misalnya tomat, dan makan-makanan sehat, atau bisa juga konsumsi vitamin E oral yang antioksidannya tinggi, karena bisa membantu melindungi kulit dari dalam," kata Darma.
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Suhu panas Jabodetabek akibat pergerakan matahari ke utara

Baca juga: Dokter kulit ingatkan penggunaan tabir surya penting untuk kesehatan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023