Fenomena semburan api di Rest Area Cipali umum terjadi

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan fenomena semburan api yang terjadi di Rest Area KM 86 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Kabupaten Subang, Jawa Barat, merupakan fenomena yang umum terjadi.

Penyelidik Bumi dari Pusar Survei Geologi (PSG) Badan Geologi Iwan Sukma mengatakan fenomena itu bukan disebabkan oleh adanya kebocoran pipa gas, tapi karena Jawa Barat bagian utara merupakan wilayah produksi minyak yang cukup besar.

"Fenomena yang terjadi ini dugaan sementara penyebabnya adalah bukan dari pipa Pertamina melainkan karena adanya kebocoran atau rembesan gas yang ke luar dari permukaan di daerah ini," kata Iwan dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Pihaknya pun bakal mengambil sampel gas dari area semburan api tersebut untuk mengetahui jenis gas yang muncul apabila situasi telah memungkinkan. Dia menjelaskan ada dua jenis gas yang diduga menjadi penyebab semburan api itu, yakni gas biogenic atau thermogenic.

"Penyebab terjadinya kebocoran gas ini sendiri belum bisa dipastikan karena harus diselidiki lebih lanjut penyebab berkurangnya tekanan," kata dia.

Baca juga: Pengelola Tol Cipali masih lakukan pemadaman api di rest area KM 86
Baca juga: Jubir: Semburan api di rest area Tol Cipali bukan dari pipa Pertamina

Adapun semburan api itu pertama kali muncul pada Rabu (26/4) pagi di kawasan parkiran Rest Area KM 86 B Tol Cipali. Namun hingga Kamis, menurutnya petugas masih berupaya memadamkan semburan api itu.

Fungsional Penyelidik Bumi PATGTL Badan Geologi Wahyudin mengatakan pihaknya bakal menganalisis pengaturan terkait pembuatan sumur bor. Karena, kata dia, semburan api itu diduga berasal dari sumur bor untuk pengambilan air yang memiliki kedalaman 100 meter.

Dengan adanya fenomena itu, menurutnya pihaknya pun bakal lebih selektif untuk memberikan izin terhadap pengguna air tanah. Karena industri di Jawa Barat wilayah utara pun banyak yang memanfaatkan air tanah.

"Ke depannya akan jadi masukan untuk Badan Geologi untuk melokalisir wilayah yang kemungkinan ada semburan gas untuk memberi perizinan air tanah," kata Wahyudin.