Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kalimantan Tengah Kuwu Senilawati meminta kepada pemerintah daerah setempat lebih intens menjalin komunikasi kepada provider telekomunikasi, agar pembangunan jaringan seluler dan internet di pedalaman provinsi ini dapat semakin dipercepat.

"Permintaan itu karena sampai saat ini masih sangat banyak desa dan pelosok Kalteng yang belum tersedia jaringan seluler dan internet," kata Kuwu di Palangka Raya, Kamis.

Menurut dia, kondisi itu diketahui saat melaksanakan reses ke sejumlah desa di provinsi ini. Bahkan ketiadaan jaringan seluler dan internet ini sering menjadi aspirasi masyarakat.

Apalagi, lanjut dia, berdasarkan data yang disampaikan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kalteng, masih ada sebanyak 411 titik blank spot atau tanpa jaringan seluler maupun internet di provinsi terluas di Indonesia ini.

"Padahal sekarang ini keberadaan jaringan seluler maupun internet sangat penting hampir di semua sektor. Bukan hanya membantu mempermudah berkomunikasi, tetapi juga mendukung perekonomian, pendidikan dan lainnya," kata Kuwu.

Menurut wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas serta Katingan itu, belum terjangkau jaringan seluler dan internet di daerah pedalaman provinsi ini, juga diakibatkan berbagai hal, baik itu jaringan listrik, kurang memadainya infrastruktur jalan dan jembatan, serta lainnya.

"Jadi pemda perlu lebih menggencarkan pembangunan dua sektor tersebut di wilayah pelosok, sebab tanpa adanya listrik dan infrastruktur memadai maka pembangunan jaringan seluler dan internet juga akan sulit terwujud," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Diskominfosantik Kalimantan Tengah Agus Siswadi menyatakan bahwa saat ini masih ada sekitar 411 titik blank spot tersebar di berbagai daerah di provinsi ini. Di mana 411 blank spot tersebut terdiri dari dua kategori, yakni daerah tidak 4G dan betul-betul blank spot atau tanpa terjangkau sinyal yang memadai.

"Semua titik blank spot itu telah kami usulkan kepada pemerintah pusat agar bisa segera dituntaskan. Mudah-mudahan dalam dua tahun ini, 2023-2024 titik-titik blank spot itu bisa kita tuntaskan, sehingga Kalimantan Tengah bisa merdeka sinyal," kata Agus Siswandi.

Baca juga: Rakernas APJATEL fokus wujudkan transformasi digital nasional

 

Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023