Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengatakan atlet Merah Putih makin termotivasi menatap Olimpiade XXXIII/2024 di Paris, Prancis.

Semangat makin menggelora setelah Veddriq Leonardo berhasil menuntaskan ambisi mencatatkan waktu di bawah lima detik. Dia berhasil membukukan 4,98 detik pada babak kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing atau IFSC - Climbing World Cup 2023 di Seoul, Korea Selatan, Jumat.

Hasil tersebut memecahkan rekor dunia milik atlet Indonesia lainnya yakni Kiromal Katibin dengan 5,00 detik saat tampil pada IFSC World Cup di Chamonix, Prancis pada 8 Juli 2022.

"Pasti (makin meningkatkan motivasi menuju Olimpiade Paris). Kami selalu menekankan kepada mereka (atlet) bahwa semua ini adalah proses menuju Olimpiade (Paris). Olimpiade itu adalah ukuran sesungguhnya," kata Yenny kepada ANTARA via telepon, Jumat.

Baca juga: Veddriq Leonardo kembali pecahkan rekor dunia panjat tebing di Korea

Yenny berharap atlet Indonesia dapat terus konsisten meraih prestasi hingga puncaknya di Olimpiade Paris. Dia juga menekankan agar atlet tidak berpuas diri dengan hasil yang telah dicapai saat ini.

"Tentunya saya berharap banyak di Olimpiade Paris juga bisa (berprestasi). Lawannya kuat dan memang ada kekhawatiran juga. Nomor speed masih menjadi andalan. Untuk lead dan boulder masih proses dan semoga bisa di Olimpiade Los Angeles (2028)," kata Yenny.

Berbicara rekor dunia, Yenny mengaku beberapa atlet Indonesia memang sudah bisa mencatatkan waktu di bawah lima detik ketika berlatih. Hingga pada akhirnya dapat pecah rekor di Korea Selatan.

"Beberapa di antara mereka sudah bisa menembus angka di bawah lima detik. Hanya masih kami simpan dan ternyata hari ini bisa terpecahkan," ujar Yenny.

Salah satu cara untuk mendorong atlet Indonesia bisa tembus Olimpiade Paris, FPTI turut memboyong kejuaraan internasional yang menjadi kualifikasi pesta olahraga terbesar di dunia tersebut ke Indonesia.

Baca juga: Wali Kota Jakut dukung penyelenggaraan panjat tebing di GOR Rawa Badak

"Ya, akhir tahun nanti kami terus berusaha mewujudkan itu karena kami harus memastikan atlet-atlet kita berangkat ke Olimpiade (Paris). Kami juga berharap mendapat dukungan penuh dari pemerintah," ujar Yenny.

Sebelum ajang kualifikasi Olimpiade 2024, kata Yenny Indonesia akan lebih dulu menjadi tuan rumah IFSC - Climbing World Cup 2023 di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada 6-7 Mei.

Ini merupakan kali kedua, Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing setelah tahun lalu bergulir di kawasan SCBD, Jakarta.

Saat ini pemerintah, kata Yenny, telah menyediakan lahan untuk arena panjat tebing di kawasan GBK, tetapi pembangunannya belum rampung dan belum bisa digunakan untuk World Cup 2023.

Meski begitu pelaksanaan World Cup 2023 tetap bergulir di kawasan GBK, namun bukan yang disediakan pemerintah sebelumnya.

"Kali ini lokasinya berbeda. Kalau sebelumnya, waktu pelaksanaan mepet karena di GBK tidak tersedia lahan. Pemerintah saat ini menyediakan lahan, tetapi belum selesai dibangun. Tetapi lokasi harus di GBK karena sudah terlanjut diumumkan. Kami tetap pakai papan panjat tebing sebelumnya," pungkas Yenny.

Baca juga: Indonesia kembali jadi tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing pada 2023

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023