Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 21 mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali akan melanjutkan kuliah sambil magang di China University of Technology Taipei, Taiwan, untuk meningkatkan kemampuan diri di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat menimba pengalaman internasional.

"Sekarang ini dunia tak ada batas lagi. Siapapun bisa kuliah di manapun dan kapanpun. Adik-adik ini sangat beruntung, kuliah di ITB STIKOM Bali tetapi dalam waktu bersamaan bisa melanjutkan kuliah di Taiwan," kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Jumat.

Dadang Hermawan menyampaikan kelebihan program itu di antaranya kuliah sambil magang sehingga dari penghasilan selama masa magang bisa untuk membiayai kuliahnya, baik di China University of Technology Taipei maupun biaya kuliah di ITB STIKOM Bali serta memperoleh dua gelar.

"Apalagi program ini sejalan dengan program Pak Menteri, yakni Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) sehingga sangat membantu mahasiswa karena setahun magang di luar negeri akan dikonversi menjadi 40 nilai SKS," ujarnya saat melepas 21 mahasiswa ITB STIKOM Bali itu.

Baca juga: ITB STIKOM Bali sabet empat penghargaan LLDikti Bali-NTB

Baca juga: Munas VI Aptikom dongkrak percepatan transformasi digital


Jadi, kata Dadang, yang total SKS sudah besar, dapat melanjutkan kuliah seperti biasa untuk dapat dua gelar, yakni Sarjana Komputer (dari ITB STIKOM Bali) dan gelar BIT di China University of Technology Taipei.

"Sedangkan bagi yang baru semester pertama, semester dua, atau semester tiga saya sarankan mundur supaya konsentrasi kuliah di Taiwan, cukup dapat gelar di Taiwan saja," katanya.

Dadang berharap para mahasiswa ini dapat menjadi contoh generasi muda lainnya untuk berpikir global, memanfaatkan peluang globalisasi guna meningkatkan kemampuan diri di bidang iptek serta menimba pengalaman internasional.

PIC Program Kuliah Sambil Magang di Luar Negeri Rahman Sabon Nama, SE, sebelumnya menyatakan untuk perkuliahan pertama bulan Mei 2023 ini jumlah mahasiswa yang mendapat admission letter dari China University of Technology Taipei sebanyak 23 orang.

Namun ketika pengajuan visa, dua orang masih terkendala persyaratan administrasi visa sehingga belum mendapat visa dari Kedutaan Taiwan atau TETO Surabaya.

"Di kampus China University of Technology Taipei, mereka mengambil jurusan atau Departement of Computer Science and Information Engineering dan Departement of Information Management. Untuk tahun pertama mereka belajar bahasa Mandarin, tahun kedua barulah mulai kuliah sesuai jurusannya sampai tamat," ujarnya.

Menariknya, mulai tahun pertama mereka mulai magang dan mendapat penghasilan sesuai aturan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan bagi mahasiswa asing. "Pengalaman selama ini penghasilannya bisa untuk biaya hidup dan biaya kuliah selama di Taiwan," ujar Rahman.

Ia menambahkan dengan kedatangan 21 mahasiswa di Taiwan ini, maka sejak 2018 hingga saat ini total 87 mahasiswa ITB STIKOM Bali menjalani kuliah sambil magang di luar negeri, tersebar di Jepang, Taiwan dan Inggris.

Rinciannya, 70 persen berasal dari NTT khususnya Flores Timur, 25 persen dari Bali, sisanya berasal Jawa dan daerah lain.

"Di Taiwan sendiri, 15 orang Flores Timur sudah tamat kuliah dan sudah bekerja di sana dengan visa kerja, yang tentu saja penghasilannya lebih besar," kata Rahman.*

Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali berkesempatan kuliah dan magang ke Taiwan

Baca juga: ITB STIKOM Bali buka Program Magister Komputer pertama di Bali-Nusra

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023