Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengatakan pelunasan seluruh utang Dana Moneter Internasional (IMF) dimungkinkan tahun ini, mengingat cadangan devisa yang cukup hingga akhir tahun dan tersedianya dana "second line of defence" yang lain. "Apabila dibayar (seluruhnya) pada akhir tahun ini, minggu depan atau minggu depan lagi dan kemudian pada akhir November atau Desember dan setelah melihat situasi ada kemungkinan cadangan devisa kita akan sampai di titik 4,14 bulan impor hingga akhir 2006. Jadi dimungkinkan untuk membayar seluruhnya pada tahun ini," kata Burhanuddin, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin. Dia menjelaskan total yang akan dibayar pemerintah dalam dua tahap yaitu Juni dan akhir November atau Desember nanti adalah 5,131 miliar SDR (Special Drawing Right) atau setara 7,51 miliar dolar AS. Menurut dia, pada dasarnya utang pemerintah terhadap IMF itu dimaksudkan sebagai "second line of defence" untuk memperkuat kinerja neraca pembayaran dan hanya digunakan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi penurunan neraca cadangan devisa yang besar. Dia menjelaskan, pada akhir kuartal kedua cadangan devisa akan ada pada kisaran 43,2 milar dolar AS. "Saat ini kita telah memiliki 'second line of defence' lainnya, yaitu 'bilateral swap arangament' dengan beberapa negara dalam kerangka insiatif Chiang Mai. Kita punya sebesar 9 miliar dolar AS dan dalam waktu dekat ada tambahan 2 miliar dolar AS lagi dari People Republic of China`s Bank (Bank Sentral China) sehingga `second line-nya` menjadi 11 milar dolar AS," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006