Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Bersenjata Australia, sepakat untuk melokalisir kerusuhan yang terjadi di Dili, Timor Leste, agar tidak merembet ke wilayah RI. "Saya sudah berbicara dengan Panglima Angkatan Bersenjata Australia, untuk sama-sama melokalisir kericuhan di Dili, agar tidak merembet ke wilayah perbatasan, apalagi masuk ke wilayah RI," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto di Jakarta, Senin. Ia mengatakan TNI sejauh ini hanya bertugas mengamankan wilayah perbatasan dengan mentup semua celah yang dapat digunakan warga Timor Leste atau para desertir Angkatan Bersenjata Timor Leste, menerobos masuk Indonesia. "Pihak angkatan bersenjata Australia, telah berjanji untuk membatasi dan melokalisir insiden di Timor Leste agar tidak merembet ke perbatasan RI-Timor Leste," ujar menambahkan. Panglima TNI mengemukakan para desertir itu masih berada di Dili, belum ada yang berusaha lari ke Indonesia. Menyinggung proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang masih tinggal di Dili, Djoko menjelaskan TNI selalu siap untuk menyiagakan armadanya seperti dua pesawat angkut C-130 Hercules dengan tiga KRI. "Sepanjang masih dibutuhkan, kami siap untuk melakukan evakuasi," katanya, seraya menambahkan sementara ini Dili, masih merupakan tempat yang tepat untuk dilakukan evakuasi. Senior Liaison Officer KBRI Dili, Kombes Pol Minton Mariati Simanjuntak, mengatakan hingga akhir pekan lalu masih tercatat lebih dari 100 orang WNI yang tidak mau meninggalkan Dili, meski situasi keamanan di dalam negeri Timor Leste terus memburuk, menyusul pertikaian antarkelompok bersenjata pro pemerintah dengan militer Timor Leste yang dipecat pada 16 Maret lalu. "Mereka umumnya pengusaha-pengusaha sukses di negeri ini yang tampaknya lebih memilih mengamankan aset-asetnya ketimbang nyawa. Kami hanya menyarankan untuk berlindung di KBRI dan gereja jika situasi keamanan di Kota Dili sudah tidak memungkinkan lagi," katanya. Ia mengatakan situasi keamanan di distrik-distrik lainnya masih sangat kondusif dan masyarakat pun melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk WNI. "Hanya situasi di Kota Dili dan sekitarnya yang tampak mencekam. Tembakan sporadis masih terdengar di mana-mana, penjarahan terhadap isi rumah penduduk yang ditinggalkan penghuninya tampak kian merajalela akibat kelaparan," ujar Minton. (*)

Copyright © ANTARA 2006