London (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly berharap bisa  bertemu dengan Wakil Presiden China Han Zheng pekan ini dalam penobatan Raja Charles di London yang bakal dihadiri para pemimpin dunia.

"Saya rasa saya akan bertemu Han," kata dia kepada Radio BBC pada Selasa. Cleverly mengungkapkan bakal membahas berbagai topik, termasuk hal-hal sangat penting di mata Inggris.

Sejumlah pejabat dan kepala negara akan mengunjungi London pekan ini untuk menghadiri penobatan Raja Charles pada 6 Mei 2023. Para anggota kabinet pemerintahan Inggris akan menggunakan kesempatan ini guna bertemu dengan para pemimpin negara lain.

Hubungan antara Inggris dan China sedang dalam kondisi terburuk dalam puluhan tahun terakhir setelah pemerintah Inggris membatasi investasi China karena mengkhawatirkan keamanan nasional dan agresivitas serta ekonomi China.

Cleverly yang ingin mengunjungi China tahun ini, menyatakan akan berbicara dengan Han mengenai kekhawatiran-kekhawatiran tersebut.

"Ketika kita bertemu, maka itu adalah tentang memastikan pemerintah China memahami pandangan kami mengenai sejumlah masalah, termasuk dalam isu-isu di mana kami sangat merasa bahwa langkah mereka tidak tepat," kata dia.

Baca juga: China berang kenaikan anggaran militernya jadi dalih AS dan Inggris

Contohnya adalah kegagalan China dalam mematuhi komitmen di Hong Kong dan perlakuan mereka terhadap kelompok minoritas Uyghur di Xinjiang, sambung dia.

Saat para pemimpin Prancis, Jerman dan Spanyol sudah mengunjungi China dalam beberapa bulan terakhir dan menyerukan hubungan dengan negara itu, Amerika Serikat dan Inggris justru mengambil pendekatan lebih keras terhadap apa yang mereka anggap  ancaman China yang kian besar terhadap kepentingan dan nilai-nilai mereka.

Para pemimpin Inggris dan China belum pernah bertemu tatap muka sejak 2018 sejak mantan perdana menteri Inggris Theresa May mengunjungi China selama tiga hari untuk membahas perdagangan.

Dalam pidatonya di London pekan lalu, Cleverly mendesak China agar lebih terbuka mengenai apa yang disebutnya pembangunan militer terbesar sepanjang masa damai.

Dia juga mengatakan Inggris harus berhubungan secara konstruktif dengan China meskipun muak atas perlakuan terhadap minoritas Uyghur di Xinjiang.

Pendekatan tersebut ditolak sejumlah pihak dalam Partai Konservatif Inggris yang meminta sikap lebih keras terhadap China, termasuk menggolongkan kembali negara itu sebagai "ancaman".

Baca juga: China: AUKUS bawa kerugian, bukan manfaat di Asia Pasifik

Sumber: Reuters

Penerjemah: Raka Adji
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023