alat berat dikerahkan membuat sekat antara lokasi terbakar, dengan masih lahan terjaga agar api tidak merambat ke lokasi lain karena lahan yang terbakar didominasi oleh lahan gambut.
Pekanbaru (ANTARA) - Tim Satgas kebakaran hutan dan lahan di Riau sudah mengerahkan alat berat untuk membatasi pergerakan api seperti terjadi di Kota Dumai agar apai tidak meluas ke lokasi rawan kebakaran lain.

"Di Dumai BPBD Riau dan pemerintah setempat serta pihak swasta sudah mengerahkan tujuh unit alat berat milik pemerintah dan swasta untuk membantu penanganan Karhutla di kota itu," kata Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan, alat berat tersebut dikerahkan untuk membuat sekat antara lokasi yang sudah terbakar dengan yang masih terjaga, agar api tidak merambat kelokasi lain karena lahan yang terbakar didominasi oleh lahan gambut.

Ia menjelaskan, sekat-sekat dibuat untuk memutus jalur api agar tidak merembet, cara ini cukup efektif untuk mengatasi Karhutla.

"Selain untuk memutus jalur api sekat yang dibuat juga berfungsi untuk menimbulkan sumber air baru yang dapat digunakan untuk melakukan pemadaman karena ada lokasi Karhutla yang cukup jauh dari sumber air. Sekat yang dibuat juga tidak tembus sehingga air tidak mengalir keluar. Gambut juga menjadi basah," katanya.

Pihaknya juga terus melakukan penyuluhan secara masif hingga ke pedesaan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan di Riau, masyarakat diimbau agar tidak membakar lahan pada musim kemarau kering karena dampak kebakaran sangat buruk bagi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Gubernur Riau Syamsuar mengatakan kini semua pihak TNI Polri dan pemerintah daerah terus bersinergi memadamkan api yang terjadi di beberapa daerah.

Disisi lain juga terus secara masif memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang ada didaerah bahkan sampai kepelosok desa untuk mensosialisasikan supaya masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Dengan sosialisasi tersebut tentu akan meningkatkan kesadaran masyarakat Riau untuk tidak membakar pada saat musim kemarau kering sehingga tidak terjadi bencana asap.

"Mari kita pertahankan agar tahun ini juga bisa mengendalikan agar tidak terjadinya kebakaran hutan dan lahan lagi. Pemerintah Provinsi Riau juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengatasi dampak dari musim kemarau. Selain membantu dengan cara tidak membuat api liar juga melaporkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi secepat mungkin," katanya.

Sesuai laporan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati bahwa musim kemarau kering pada Mei hingga Agustus 2023 bahkan sampai September 2023.
Baca juga: Tim gabungan padamkan karhutla di Kepulauan Meranti
Baca juga: Riau berupaya menekan risiko kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: Tim gabungan padamkan karhutla seluas tiga hektare di Siak Riau

Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023