Hari pertama UTBK-SNBT tidak ada kendala serius, kita sudah koordinasi dengan berbagai instansi supaya membantu pelaksanaan UTBK
Bandung (ANTARA) -
Ketua Umum Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Prof Mochamad Ashari menyebut pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2023 hari pertama berjalan tanpa ada kendala.
 
Dia mengatakan tahun ini UTBK-SNBT 2023 digelar dalam dua gelombang yakni Gelombang I digelar 8–14 Mei 2023, sedangkan Gelombang II digelar 22–28 Mei 2023. Pelaksanaan UTBK-SNBT, menurutnya, digelar secara luring di 74 lokasi Pusat UTBK PTN se-Indonesia.
 
"Hari pertama UTBK-SNBT tidak ada kendala serius, kita sudah koordinasi dengan berbagai instansi supaya membantu pelaksanaan UTBK," kata Ashari usai meninjau UTBK-SNBT di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Senin.

Baca juga: Ketua SNPMB: Soal UTBK 2023 utamakan penalaran siswa
 
Pada sesi pertama di hari pertama UTBK-SNBT itu, dia mencatat ada sebanyak 48.551 orang yang mengikuti tes tersebut. Sedangkan di sesi dua, menurutnya, ada sebanyak 49.076 orang yang ikut tes itu.
 
Dia menjelaskan tahun 2023 ini Universitas Padjadjaran menjadi koordinator pusat pelaksanaan UTBK-SNBT, sehingga dia bersama timnya memantau pelaksanaan tes itu dari kampus Universitas Padjadjaran (Unpad).
 
"Unpad ini koordinator pengendali utama pelaksanaan yang mendesain sistemnya, makanya kita di sini, jadi semuanya sekarang dimonitor secara nasional di Unpad sini," katanya.

Baca juga: 21.960 calon mahasiswa baru pilih UTBK di Universitas Brawijaya
 
Secara umum, menurutnya, pelaksanaan UTBK tahun 2023 tidak ada perbedaan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya di tahun 2023 ini materi soal di UTBK-SNBT menggunakan tes skolastik dengan sub-tes kemampuan kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.
 
Dia menjelaskan tes skolastik menekankan pada pengukuran kemampuan kognitif yang dianggap penting dalam keberhasilan mahasiswa selama studi di perguruan tinggi. Tes ini juga disesuaikan dengan Kebijakan Kurikulum Merdeka yang diterapkan Kemendikbudristek.
 
"Melalui tes ini, kita bisa mendeteksi apakah anak-anak itu punya potensi kognitifinya bagus. Logikanya kalau bagus dia akan mampu dalam situasi apa pun,” kata Ashari yang juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut.

Baca juga: UNS sediakan fasilitas bagi penyandang tunanetra peserta UTBK
 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023