"WNA yang tidak mendapat rekomendasi dari KBRI Dili, tetap kita tolak masuk ke wilayah Indonesia sesuai perintah dari atas. Pintu perbatasan hanya dibuka bagi WNI dari Timtim serta WNA yang sudah mendapat visa dari KBRI Dili seperti 13 warga negara B
Kupang (ANTARA News) - Tiga (WNI) berhasil lolos keluar dari Dili, ibukota Timor Timur di tengah aksi pembakaran serta demontrasi menuntut Mari Alkatiri turun dari kursi perdana menteri karena pria turunan Arab itu dituding rakyatnya sebagai sumber konflik berdarah di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia. Pelaksana Harian Kantor Imigrasi Atambua di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Benny Hale ketika dihubungi ANTARA News dari Kupang, Rabu, membenarkan hal itu dan mengatakan bahwa tiga warga negara Indonesia itu tiba di pintu perbatasan Batugade, Timtim, Selasa (6/6) sore bersama 13 warga negara asal Brasil. "Mereka menggunakan angkutan umum dari Dili menuju Batugade sebelum menyeberang ke pintu perbatasan Indonesia di Motaain, Kabupaten Belu," katanya. Ia menambahkan, tiga WNI bersama 13 warga negara asal Brasil itu dikawal terus aparat keamanan dalam negeri Timtim sejak berangkat dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Dili menuju Batugade. Benny Hale mengatakan, pihaknya juga membuka pintu perbatasan bagi 13 warga negara asal Brasil itu karena mereka sudah mendapat visa dari KBRI Dili untuk melanjutkan perjalanan wisata ke Kupang setelah merasa tidak nyaman lagi menikmati liburan di wilayah bekas koloni Portugis yang tengah bergolak itu. Lolosnya tiga WNI dari Dili menuju pintu perbatasan RI-Timtim itu merupakan gelombang kedua setelah sembilan orang WNI pada 4 Juni lalu. Pemerintah Indonesia sejak 26 Mei lalu, telah menutup semua pintu perbatasan darat di Motaain dan Motamasin, Kabupaten Belu serta pintu perbatasan di Napan dan Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) untuk mencegah masuknya warga Timtim ke dalam wilayah Indonesia. Dalam dua bulan terakhir sejak PM Mari Alkatiri memecat hampir 600 dari sekitar 1.400 anggota tentara Timtim dari wilayah barat negeri itu (Loromonu), kerusuhan serta aksi kekerasan lainnya masih terus melanda negeri paling miskin di dunia itu. Benny Hale mengatakan, pintu perbatasan tetap dibuka bagi WNI yang merasa sudah tidak nyaman lagi tinggal di Dili akibat aksi kerusuhan yang terus membara di ibukota negara itu serta WNA yang sudah mendapat rekomendasi berupa visa dari KBRI di Dili. "WNA yang tidak mendapat rekomendasi dari KBRI Dili, tetap kita tolak masuk ke wilayah Indonesia sesuai perintah dari atas. Pintu perbatasan hanya dibuka bagi WNI dari Timtim serta WNA yang sudah mendapat visa dari KBRI Dili seperti 13 warga negara Brasil itu," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006