Sanaa (ANTARA News) - Pasukan keamanan Yaman menangkap dua militan Al Qaida di dekat ibu kota, Sanaa, Senin, dan menyita peledak, rompi bom bunuh diri, petunjuk pembunuhan serta daftar sasaran serangan, kata beberapa sumber keamanan.

Meski seorang ketiga berhasil melarikan diri dari penyerbuan terhadap tempat persembuyian mereka di desa Jader, 14 kilometer sebelah utara Sanaa, penangkapan itu dipandang sebagai satu kemajuan dalam upaya pemerintah membendung gelombang serangan pembunuhan terhadap aparat keamanan oleh militan, lapor Reuters.

Puluhan aparat keamanan dan militer diculik atau dibunuh oleh Al Qaida Yaman dalam satu tahun ini, yang mengisyaratkan bahwa kelompok itu masih memiliki kekuatan meski terjadi peningkatan dalam serangan militer pemerintah dan pesawat tak berawak AS terhadap mereka.

"Sel itu merencanakan operasi dengan sasaran kepentingan nasional... pihak berwenang berusaha menangkap kembali anggota tersisa sel itu yang berhasil melarikan diri dan akan membawa mereka ke pengadilan," kata sumber keamanan itu.

Kedutaan Besar Yaman di Washington mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Salah satu anggota sel itu yang berpura-pura sebagai polisi menyewa rumah tersebut empat bulan lalu. Sel itu juga menggunakan sepeda-motor untuk transportasi."

"Perlu dicatat bahwa penyerang bersepeda-motor membunuh 40 aparat dan mencederai puluhan lain di Yaman selama 2012," kata kedutaan itu.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Al Qaida, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Al Qaida.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.

Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013