Jakarta (ANTARA) -
Dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak Medhanita Dewi Renanti, pencipta aplikasi penerjemah tangis bayi “Madsaz” mengatakan bahwa aplikasi tersebut telah diunduh sebanyak 257 ribu kali.
 
"Saat ini aplikasi Madsaz sudah diunduh sebanyak 257 ribu kali, dari 176 Negara, diantaranya negara-negara di Asia Tenggara, Eropa seperti Inggris, bahkan Israel, dan aplikasi tersebut sudah tersedia untuk dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris," kata Medhanita saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
 
Dia mengatakan, aplikasi ini menggunakan teori bahasa bayi Dunstan dengan lima klasifikasi.
 
"Untuk saat ini acuan aplikasi masih menggunakan teori bahasa bayi Dunstan, itu ada lima klasifikasi, dari bayi lapar, bayi mengantuk, ingin sendawa, sakit perut atau ada gas, dan tidak nyaman karena popok basah, bisa juga akibat udara panas atau dingin,” katanya.
 
Nama Madsaz dipilih oleh Medhanita dengan menggabungkan nama dia sendiri, suami, dan anaknya, serta sudah didaftarkan dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
 
Dosen yang saat ini sedang menempuh studi S3 ini mengisahkan, awalnya dirinya  terinspirasi menciptakan aplikasi Madsaz saat sedang mengandung anak pertama di usia kehamilan enam bulan.
“Saat hamil anak pertama di usia kehamilan enam bulan, saya mengikuti seminar, kemudian dari seminar itu, diantara pakarnya ada yang bisa mendeteksi atau mengenali tangis bayi versi Dunstan baby language, dari situ saya belajar dan menerapkan ke anak saya saat anak lahir,” kisahnya.
 
Dari seminar tersebut, Dia menyadari bahwa secara ilmu bayi memang bisa berkomunikasi dengan orang tua.
 
“Kalau dia menangis ne, ne, ne… itu berarti lapar, ketika saya beri susu (ASI) itu selesai nangisnya, berarti responnya kan sesuai,” ujar Dia.
 
Medhanita berharap aplikasi ini bisa memberikan manfaat bagi orang tua, utamanya pada Ibu baru.
 
“Semoga manfaatnya dapat dirasakan bagi orang tua yang baru punya anak, sehingga tingkat stres orang tua menurun, dan bayinya juga lebih cepat tenang. Saya juga berharap aplikasi ini bisa disebarluaskan supaya masyarakat bisa menikmati dari karya yang kami hadirkan,” katanya.
 
Saat ini Medhanita juga sedang mengembangkan agar aplikasi lebih bisa menyaring gangguan suara atau noise, sehingga bisa meningkatkan akurasi.

Baca juga: Aplikasi mobile bantu anak lahir tuli belajar bicara

Baca juga: Pentingnya belajar sambil bermain saat balita

Baca juga: Ibu hamil dengan gangguan jantung bisa tingkatkan risiko bayi stunting

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023