Pada SEA Games 2023 Kamboja, Indonesia mengembalikan muruah pencak silat setelah keluar dengan titel juara umum
Phnom Penh (ANTARA) - Pada upacara pembukaan SEA Games 2023 Kamboja nan megah, terdapat satu babak di mana ribuan pasang mata menyaksikan sekilas olahraga bela diri tradisional Negeri Seribu Wat itu, yakni kun bokator dan kun khmer.

Penampilannya bukan tanpa alasan. Kedua cabang olahraga tersebut untuk kali pertama dipertandingkan di pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara itu.

Sebuah upaya yang tidak terlalu asing, mengingat Indonesia, melalui pencak silat, juga pernah melakukan pengenalan yang tak jauh berbeda pada SEA Games Ke-14 tahun 1987 di Jakarta.

Sejak saat itu hingga kini pencak silat konsisten dipertandingkan di ajang olahraga tersebut dan diikuti oleh negara-negara anggota ASEAN.

Awalnya, pencak silat hanya tersebar di negara-negara tetangga Asia Tenggara, seperti di Malaysia, Brunei, Filipina, hingga Thailand. Walaupun sering diklaim seni bela diri ini berkembang secara umum di masyarakat etnis yang berbahasa Melayu, tak salah jika Indonesia adalah fokus utama tumbuh kembangnya ratusan genre pencak silat.

Namun, seiring perkembangannya, pengenalan pencak silat kepada negara-negara lain bisa dibilang sebagai upaya berdiplomasi yang lebih dekat, humanis, dan tentu saja, menyatukan satu sama lain.


Berbeda tapi sama

Ada pemandangan menarik yang bisa dijumpai pada cabang pencak silat di SEA Games tahun ini, beberapa waktu lalu. Pelatih dari tim nasional tuan rumah, Lutfan Budi Santosa, terlihat akrab dengan pesilat-pesilat dari Kamboja dan Tanah Air, yang kebetulan duduk berdekatan.

Lutfan ditunjuk Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) untuk membimbing para atlet Kamboja. Dia bertugas bersama dua pelatih asal Indonesia lainnya yakni Nunu Nugraha dan Pujo Janoko.

Sepanjang bergulirnya SEA Games, Kamboja memang kerap absen dari cabang olahraga pencak silat. Namun, dengan statusnya sebagai tuan rumah, Kamboja berusaha untuk berkenalan dengan bela diri asal Indonesia ini dan ikut bertanding untuk kali pertama di SEA Games.

Lutfan mengakui bahwa pencak silat memang belum terlalu dikenal dan berkembang di Kamboja. Namun, pengetahuan akan bela diri kun bokator membuat para pesilat baru Kamboja untuk beradaptasi dan berlatih.

"Ini adalah yang pertama bagi Kamboja. Atlet Kamboja juga benar-benar belajar, mereka saat itu belum tahu sama sekali terkait pencak silat. Akan tetapi, mereka tidak belajar dari nol karena mereka mempunyai basic dari kun bokator, yang tidak jauh beda. Hanya cukup memoles teknik, seperti jenis tendangan,l dan lainnya. Ini yang saya latih selama persiapan SEA Games," ungkap Lutfan.

Silat sendiri berarti gerak bela diri sempurna yang bersumber pada kerohanian. Konsep ini pun tak jauh berbeda dari kun bokator, yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan mental dan fisik serta disiplin para praktisinya melalui teknik pertahanan diri dan filosofi tanpa kekerasan.

Kun bokator yang dipercaya telah eksis sejak periode Angkor itu disebut tidak hanya tentang teknik dan keterampilan fisik, tetapi juga tentang disiplin mental tentang bagaimana menghormati alam dan berperilaku sopan santun dalam bermasyarakat.

Pun dengan vovinam, cabang olahraga bela diri tradisional asal Vietnam yang telah mendunia, memiliki prinsip memadukan sifat "keras dan lunak", melibatkan penggunaan serangan siku, tendangan, gerakan gulat, serta senjata. Bela diri ini berfungsi untuk mencapai kontrol tubuh dan pikiran yang optimal.


Kiprah Indonesia

Pada SEA Games 2023 Kamboja, Indonesia mengembalikan muruah pencak silat setelah keluar dengan titel juara umum, mengoleksi sembilan emas, enam perak, dan satu perunggu.

Keberhasilan itu juga melampaui target awal yang dibebankan kepada pencak silat, yakni lima medali emas, sekaligus upaya "balas dendam" setelah tidak tampil maksimal pada SEA Games Ke-31 Vietnam, tahun lalu.

"Alhamdulillah kegagalan di Vietnam tahun lalu terbayarkan di sini. Perasaannya senang, bangga karena bisa membayar kegagalan yang lalu dan ini menjadikan semangat lagi untuk saya agar ke depannya jadi lebih termotivasi," kata pesilat putri Indonesia Puspa Arumsari.

Pada cabang vovinam, Indonesia menutup rangkaian perjalanan mereka di SEA Games 2023 Kamboja dengan raihan total tiga emas, disusul dengan satu perak, dan 14 perunggu. Dua medali emas berturut-turut dari Manik Trisna Dewi Wetan menjadi pembuka perolehan medali Indonesia di cabang bela diri yang dipercaya telah ada sejak lebih dari seratus tahun lalu itu.

Sementara, pada cabang kun bokator, yang perdana diikuti oleh timnas Indonesia, secara total menyumbangkan setidaknya tiga emas, dua perak, dan enam perunggu untuk ajang dua tahunan tersebut.

Tren positif pencapaian Indonesia di cabang olahraga bela diri tradisional asal tuan rumah itu dimulai dari perolehan medali perak dari Alfadhila Ramadhan pada nomor bokator spirit form perseorangan putra.

Tak hanya menjadi yang pertama meraih medali di tim kun bokator Kontingen Merah-Putih, Alfadhila juga merupakan atlet pertama yang mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia secara keseluruhan.

Sebuah pencapaian yang tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat beberapa olahraga bela diri tradisional tersebut bisa dibilang tidak begitu familiar bagi banyak orang.

Pelatih timnas Indonesia asal Kamboja, Pok Eang, mengatakan pencapaian tim yang turut ia asuh sehingga bisa memperoleh banyak medali untuk Skuad Garuda, merupakan bentuk nilai kerja keras dan kegigihan yang merupakan tujuan utama dari bela diri itu sendiri.

"Meski penuh dengan tantangan, para atlet Indonesia belajar dari awal dengan semangat. Ini juga menjadi motivasi kami (Kamboja) untuk memperkenalkan kun bokator ke banyak negara lainnya, seperti Indonesia yang mampu mengenalkan pencak silat kepada dunia," kata Pok Eang.

Apa yang dilakukan Kamboja pada SEA Games 2023 tersebut boleh dibilang ingin mengulang langkah Indonesia yang sukses memopulerkan pencak silat ke penjuru dunia.


Editor: Achmad Zaenal M

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023