Dushanbe (ANTARA) - Tahun 2023 akan menjadi tahun yang bersejarah bagi hubungan Tajikistan-China, demikian diungkapkan Guzel Maitdinova, direktur Pusat Studi Geopolitik di Russian-Tajik (Slavonic) University kepada Xinhua dalam wawancara menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Asia Tengah.

Tahun ini merupakan tahun yang penting karena tidak hanya menandai peringatan 10 tahun pembentukan kemitraan strategis antara kedua negara, tetapi juga peringatan 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan China, kata Maitdinova.

Dirinya meyakini hubungan antara kedua negara telah berkembang, dan kemitraan tersebut memiliki prospek yang cerah untuk ke depannya.

KTT China-Asia Tengah akan berlangsung di Xi'an, China, dan Maitdinova percaya KTT tersebut akan menjadi sebuah ajang yang sangat penting yang akan berkontribusi bagi pembangunan dan modernisasi negara-negara Asia Tengah.

Maitdinova mengungkapkan bahwa KTT itu juga akan mempromosikan pengintegrasian Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dengan strategi pembangunan nasional negara-negara Asia Tengah.

Dia menuturkan bahwa isu-isu keamanan juga akan menjadi hal yang sangat penting pada KTT mendatang, terutama isu Afghanistan, yang akan memberikan kontribusi besar bagi perdamaian dan stabilitas regional serta memiliki arti penting bagi pembangunan negara-negara Asia Tengah secara keseluruhan.

Saat membahas hubungan Tajikistan-China, Maitdinova mengatakan bahwa kemitraan strategis komprehensif bilateral dibangun atas dasar saling menghormati kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah.

Kedua belah pihak berkomitmen untuk mengintegrasikan secara mendalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dengan Strategi Pembangunan Nasional Tajikistan, dengan tujuan lebih lanjut untuk memperkuat kerja sama politik, ekonomi dan perdagangan, militer dan teknologi, serta kerja sama di bidang-bidang lainnya.

Lebih lanjut Maitdinova menuturkan bahwa hubungan Tajikistan-China mencapai level baru koordinasi strategis, yang terus memberikan dorongan bagi kerja sama di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan budaya.

Dirinya yakin kerja sama praktis antara Tajikistan dan China telah membuahkan sejumlah hasil yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah besar proyek sukses yang diluncurkan dengan dukungan China telah memberikan dampak positif bagi mata pencaharian masyarakat Tajikistan.
 
(Xinhua)


"Proyek-proyek penting telah diimplementasikan selama bertahun-tahun yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi Tajikistan," tutur Maitdinova

"Banyak kesepakatan tingkat nasional telah ditandatangani antara kedua negara ... Sekitar 50 proyek investasi bersama sedang diimplementasikan di Tajikistan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa saat ini hampir 300 perusahaan China beroperasi di negara tersebut.

Berkat kerja sama BRI gabungan dengan China, Tajikistan telah mampu mengembangkan industri produksi semennya sendiri, dan mampu mengekspor semen ke negara-negara Asia Tengah lainnya. Tajikistan juga berhasil membangun jaringan listrik terpadu yang menghubungkan wilayah utara dan selatan negara tersebut dengan bantuan China.

Pada saat yang sama, peningkatan pertukaran antarmasyarakat dan budaya kedua negara juga memperkuat ikatan antara kedua bangsa.

"Banyak pelajar dari Tajikistan yang menempuh pendidikan di China," sebutnya.

Cendekiawan itu memiliki harapan yang tinggi untuk masa depan hubungan Tajikistan-China.

"Dalam kerangka pengintegrasian Strategi Pembangunan Nasional Tajikistan dengan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, kedua negara memiliki potensi besar untuk bersama-sama mengembangkan Jalur Sutra Hijau," ujarnya.

"Saya berharap dapat menyaksikan kedua negara memperdalam kerja sama di bidang-bidang populer seperti perubahan iklim dan perlindungan lingkungan," ujar cendekiawan itu.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023