In Amenas, Aljazair (ANTARA News) - Tujuh sandera asing dan 11 pria bersenjata tewas Sabtu, kata satu sumber keamanan Aljazair, saat satu konflik di gurun Sahara itu berakhir dengan pertumpahan darah.

Pria-pria bersenjata berat dari satu kelompok yang dikenal sebagai "Cap Jempol Darah" bersembunyi di kompleks gas In Amenas sejak mereka menculik sampai 41 pekerja asing dalam satu serangan Rabu subuh.

"Serangan tentara dilakukan Sabtu siang. Sebelas penyerang kehilangan rekan mereka bersama dengan para sandera asing," kata sumber keamanan itu kepada AFP.

"Kami mengira mereka dibunuh sebagai pembasalan" atas serangan tentara, kata sumber itu.

Pria-pria bersenjata, yang dikutip kantor berita Mauritania ANI, Sabtu mengatakan mereka masih menahan "tujuh sandera asing," membantah klaim itu.

Kelompok yang dipimpin Mokhtar Belmokhtar dari Aljazair, mantan komandan senior Al Qaida di Afrika Utara menuntut Prancis menghentikan intervensi terhadap warga Islam di Mali, kata berita ANI sebelumnya.

Belmokhtar juga menginginkan pertukaran sandera-sandera Amerika Serikat dengan Sheikh Omar Abdul Rahman dari Mesir dan Aarifia Siddiqui dari Pakistan, yang dipenjarakan di AS atas tuduhan-tuduhan punya hubungan dengan teroris.

Tetapi juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan "AS tidak akan berunding dengan para teroris,"

Pada Jumat, seorang pejabat keamanan Aljazair mengatakan pasukan sedang berusaha mencari satu pengakhiran "damai" krisis itu, sebelum "melumpuhkan kelompok teroris yang bersembunyi di kompleks gas itu dan membebaskan satu kelompok sandera yang masih ditahan di sana."

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan Washington akan "melakukan segala langkah yang diperlukan untuk melindungi warga kami" dari ancaman kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaida di Afrika Utara.

Sebelumnya Menlu Hillary Clinton mengemukakan dalam satu jumpa wartawan dengan Menlu Jepang Fumio Kishida kecemasannya yang mendalam "terhadap mereka yang masih dalam bahaya. Kehati-hatian harus dilakukan untuk menjaga keselamatan jiwa orang yang tidak bersalah itu,"

Setidaknya seorang warga AS telah dikofirmasikan tewas sebelum serangan akhir pada Sabtu.

Seorang pejabat keamanan menyebut jumlah para sandera asing yang masih ditahan sepuluh orang.

Perusahaan Statoil Norwegia, yang melakukan operasi bersama di komplek gas In Amenas dengan perusahaan BP dari Inggris dan Sonattrach dari Aljazair mengatakan dua warga Norwegia ditemukan hidup tetapi enam lainnya tetap tidak diketahui nasib mereka.

Di Tokyo, Perdana Menteri Shinzo Abe memerintahkan pemerintahnya melakukan segala usaha yang mungkin untuk menjamin keselamatan para warga Jeang yang tidak ada penjelasan dalam insiden itu,

Prancis, yang Sabtu mengatakan 2.000 dari 2.500 tentaranya yang telah dijanjikan kini telah berada di Mali, Sabtu emngatakan tidak ada lagi wargaya yang ditahan.

Menyangkut intervensi Prancis di Mali, Menlu Laurent Fabius dalam satu pertemun di Abidjan Sabtu mengatakan "Prancis harus melakukan intervensi segera, sangat segera, jika tidak tidak akan ada lagi Mali."

Kantor berita Aljazair APS yang menngutip seorang pejabat pemerintah nengagatakan para penculik, yang mengklaim datang dari Niger, bersenjatakan senapan-senapan mesin, senapan-senapan serbu, peluncur-peluncur roket dan rudal-rudal.

Ini dikonfirmasikan oleh seorang sopir Aljazair, Iba ElHaza, yang mengatakan para penyandera berbicara dalam dialek-dialek Arab yang berbeda dan barangkali juga dalam bahasa Inggris, demikian AFP melaporkan.

(H-RN)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013