Medan (ANTARA) - Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengakui dirinya sengaja aktif menggunakan media sosial karena itu dinilai efektif untuk menggerakkan masyarakat.

"Media sosial itu digunakan untuk mengajak masyarakat," ujar Bobby saat menjadi pembicara dalam gelar wicara "Masa Depan Industri Kreatif di Tangan Pemimpin Muda" di Medan, Selasa.

Menurut menantu dari Presiden Joko Widodo tersebut, masyarakat cenderung mencontoh apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Mereka tidak bisa hanya diberikan instruksi, lalu semua berjalan begitu saja.

Misalnya, Bobby melanjutkan, saat meminta masyarakat untuk memakai masker dan menggunakan vaksin saat pandemi COVID-19, pemimpin daerah tidak dapat cuma memberikan perintah-perintah tertulis.

Kepala-kepala daerah wajib memperlihatkan bahwa dia juga divaksin dan memakai masker. Dengan begitu, masyarakat akan melakukannya juga.

"Contoh dari pemerintah akan menggerakkan masyarakat. Itulah kenapa saya hanya mengangkat sampah saja diunggah," kata Bobby.

Baca juga: Kemendikbudristek: Etika berbahasa perlu disosialisasi di era medsos

Bobby Nasution memang menjadi salah satu pemimpin daerah yang sering memanfaatkan media sosial pribadinya untuk menginformasikan program-program dan kebijakannya kepada publik.

Berkomunikasi dengan masyarakat via media sosial juga kebiasaan yang diterapkan oleh Wali Kota Surakara Gibran Rakabuming Raka, yang juga ipar dari Bobby Nasution.

Meski mengakui bahwa akun media sosialnya dipegang oleh tim Pemerintah Kota Surakarta, Gibran tidak menampik bahwa media sosial itu cara yang efektif untuk mengetahui kondisi terkini di masyarakat.

Bukan cuma itu, media sosial pribadinya juga dijadikan rujukan resmi baik oleh media-media pemberitaan.

"Apa yang dicuitkan di Twitter, misalnya, itu dikutip semua," tutur Gibran.

Anak pertama pasangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo itu masih menganggap media sosial sebagai alat publikasi paling efektif saat ini.

Dengan biaya yang minimal, Gibran sebagai wali kota mampu menjangkau hampir semua lapisan masyarakat.

"Kalau memakai baliho, misalnya, itu, kan, mahal. Orang pun malas untuk melihatnya, enek melihat muka saya," ujar ayah dari Jan Ethes dan La Lembah Manah itu.

 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023