Kendari (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Tenggara (Sultra), melibatkan para tenaga penyuluh guna mendukung dan menyukseskan Gerakan Ketahanan Pangan (GKP) yang sedang dilakukan oleh siswa-siswi SMA/SMK se Sultra di lingkungan sekolah masing-masing.

"Kami mengerahkan para penyuluh untuk mendampingi sekolah atau siswa di sekolah masing-masing dalam melakukan budi daya penanaman tiga komoditas yang merupakan wujud gerakan ini yakni cabai, tomat dan bawang merah," kata Kepala Dinas Pertanian Sultra, Rusdin Jaya, di Kendari, Rabu.

Ia mengatakan, gerakan ketahanan pangan tersebut merupakan inovasi dan terobosan baru yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra yang melibatkan siswa atau sekolah dalam rangka ikut berkontribusi terhadap upaya menekan inflasi.

"Program yang dilakukan Dinas Dikbud Sultra ini adalah inovasi dan terobosan baru. Dimana terobosan ini adalah solusi kita, khususnya dinas pertanian dan dinas lain untuk bagaimana menekan laju inflasi yang cukup tinggi di Sultra untuk tiga komoditas itu,” kata Rusdin.

Ia mengaku, program Dinas Dikbud Sultra itu membantu dalam upaya regenerasi petani, dengan adanya program ini petani-petani milenial akan tumbuh di Sultra.

"Ini sangat membantu juga kita Dinas Pertanian, karena selama ini kesulitan kita adalah melakukan regenerasi petani dan petani-petani milenial. Dan dengan adanya program ini akan menumbuhkembangkan siswa untuk menjadi petani dan wirausahawan baru," katanya.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Yusmin, SPd, MH (tengah) pada suatu acara dengar pendapat di DPRD Sultra. (Foto ANTARA/Azis Senong)


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Yusmin, mengaku kurang lebih 300 SMK/SMK di Sultra sudah mulai melakukan gerakan ini dengan cara melibatkan siswanya untuk menanam tiga komoditas tersebut di lingkungan sekolah.

"Minimal setiap sekolah menanam 200 pohon per komoditas, kalau ini kemudian berhasil maka bisa dijual oleh sekolah itu sendiri atau jadi penyuplai kebutuhan pangan di masyarakat sehingga muaranya akan berdampak pada upaya menekan laju inflasi daerah," katanya.

Yusmin mengaku, saat ini setiap sekolah SMK/SMA mulai melakukan pembibitan atau persemaian yang selanjutnya dilakukan penanaman.

"Sengaja dilakukan dari penyemaian bibit agar siswa bisa mengetahui atau praktek langsung terkait budidaya tanaman mulai dari pembibitan hingga masa panen," katanya.

 

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023