Secara prinsip upaya mitigasi karhutla di Sumsel sudah berjalan sesuai garis koordinasi, mulai dari optimalisasi kanal atau embung penampung air dititik rawan hingga memastikan kelengkapan peralatan dan pengerahan 7.356 personel BPBD, Manggala Agni K
Palembang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI mengapresiasi keandalan upaya memitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan yang tercipta berkat adanya kolaborasi solid lintas sektoral pemerintah daerah, TNI/Polri serta melibatkan kelompok masyarakat setempat.

"Secara prinsip upaya mitigasi karhutla di Sumsel sudah berjalan sesuai garis koordinasi, mulai dari optimalisasi kanal atau embung penampung air dititik rawan hingga memastikan kelengkapan peralatan dan pengerahan 7.356 personel BPBD, Manggala Agni KLHK, TNI/Polri," kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BPNPB, Fajar Setyawan, kepada wartawan seusai kegiatan penguatan kapasitas kawasan pencegahan karhutla tahun 2023 di Griya Agung, Palembang, Rabu.

Namun, kata dia, kepaduan pemerintah daerah yang turut melibatkan kelompok masyarakat hingga termasuk tim terpadu binaan perusahaan pemegang konsesi hutan patut diapresiasi.

Setidaknya ada sebanyak 1.162 petugas tambahan binaan perusahaan pemegang konsesi hutan yang siap bekerja sama untuk menangani bencana karhutla.

Adapun ribuan petugas tambahan tersebut terdiri atas 770 orang personel pemadam kebakaran (RPK), 42 personel tim reaksi cepat, 350 personel masyarakat peduli api dari perusahaan swasta APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya di Sumsel.

“Sebuah hal yang patut di apresiasi, semua sudah bersiaga di setiap lokasi atau kawasan rawan karhutlah (di Sumsel) yang sudah terpetakan baik secara kondisional maupun pemantauan teknologi satelit,” katanya.

Ribuan orang personel gabungan ini sudah disiagakan merujuk atas gerak cepat Gubernur Sumsel menetapkan status siaga darurat bencana Karhutla 1 Maret 2023 hingga November 2023.

Ia menyatakan, dalam rangka memaksimalkan upaya mitigasi Karhutla itu, BNPB turut menyiagakan armada tambahan yakni satu unit helikopter dan pesawat Cesa untuk patroli udara, dan dua unit helikopter penyiraman air dari udara (water boombing).

Kemudian, apabila eskalasi temuan titik panas meningkat pihaknya siap mengerahkan sebanyak 50 unit armada lagi yang terdiri dari pesawat Cesa dan helikopter ke Sumsel.

Optimalisasi penanganan karhutla ini dilakukan sebagaimana rekomendasi dari BMKG yang memprediksi musim panas akan berlangsung hingga pada puncaknya di Oktober 2023 atas adanya fenomena badai El-Nino.

“Semua ini bentuk antisipasi kita, jangan sampai terjadi bencana asap karhutla seperti tahun 2015 lalu yang dampaknya bukan hanya kesehatan masyarakat tapi jauh ke kondisi sosial ekonomi negara. Terlepas dari situ sejauh ini pemerintah daerah, instansi, dan perusahaan swasta sudah mampu mengatasi temuan-temuan di lapangan dan berkomitmen 2023 zero asap,” demikian Fajar Setyawan.

Baca juga: Potensi karhutla di Sumatera meningkat dalam satu bulan terakhir

Baca juga: KLHK memastikan keandalan mitigasi karhutla di OKI Sumsel

Baca juga: BPBD Sumsel memaksimalkan penggunaan aplikasi Asap Digital

Baca juga: KLHK meminta Sumsel aktif mengurangi emisi gas rumah kaca


 

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023