Kalau stunting tantangannya lebih tinggi lagi karena orangnya enggak banyak jadi sebaran distirbusinya banyak
Jakarta (ANTARA) - PT Pos Indonesia (Persero) mengakui tantangan untuk medistribusikan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) lebih berat dibandingkan penyaluran bantuan pangan 10 kilogram beras lantaran membutuhkan penanganan khusus.

“Kalau stunting tantangannya lebih tinggi lagi karena orangnya enggak banyak jadi sebaran distirbusinya banyak. Kedua, bahan baku yang didistribusikan ini bahan segaran ya, jadi harus ada cold chain yang kita siapkan,” ucap Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia Siti Choiriana saat ditemui ANTARA di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pos Indonesia percepat penyaluran bantuan beras ke Kepulauan Seribu

Siti Choiriana yang akrab disapa Ana ini mengakui PT Pos Indonesia yang secara resmi menjadi mitra Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam menyalurkan bantuan pangan untuk keluarga rawan stunting harus membawa semacam lemari pendingin ketika mendistribusikan telur dan daging ayam. Sehingga membuat waktu penyaluran menjadi sedikit lebih lama.

Selain itu, Pos Indonesia juga harus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada penerima untuk segera mengolah daging ayam agar bisa dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama.

“Harapannya kan itu dipakai untuk ibu hamil supaya harapannya bisa makan itu selama lima hari. Dipotong, dibumbui atau apa, nanti tinggal di goreng. Begitu juga untuk balita. Jadi itu tantangannya karena segar jadi ini benar-benar harus diperhatikan,” ucapnya.

Kendati memiliki tantangan tersendiri, Ana menegaskan bahwa pihaknya telah mengerahkan upaya secara maksimal terutama dari segi transportasi agar bantuan pangan berupa 1 ekor ayam berupa karkas dengan ukuran sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir itu dapat terdistribusi secara cepat dan mereta serta bisa segera memasuki tahap dua.

“Ini kalau dianggap sukses dalam kaca mata pemerintah, bantuan ini bermanfaat, inflasi terjaga, ada kemungkinan ini diperpanjang lagi 3 bulan lagi. Jadi ini harus sukses,” tuturnya.

Adapun Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mencatat realisasi bantuan pangan telur dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) telah mencapai 69 persen atau 995 ribu paket per 18 Mei 2023.

Penyaluran tahap pertama bantuan pangan telur dan daging ayam itu secara rinci telah terdistribusi di 6 provinsi yaitu, Banten sebanyak 51 ribu paket (79 persen), Jawa Barat 338 ribu paket (82 persen), Jawa Tengah 308 ribu paket (95 persen), Jawa Timur 252 ribu paket (67 persen), serta Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat dan Sumatera Utara 46 ribu paket (33 persen).

“Total ada 7 provinsi yang menjadi sasaran penyaluran. Kita juga sudah mulai penyaluran di dua provinsi di wilayah Indonesia Timur, yaitu NTT dan Sulawesi Barat,” kata kepala Bapanas Arief.

Baca juga: Pos Indonesia salurkan Bansos Sembako - PKH untuk 9.833 KPM Sumedang

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023